"Diperlukan kerja sama yang erat dan intensif oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia. Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui para diplomat RI memiliki peran penting untuk mencapai sasaran pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan ekonomi nasional," ujar Hariyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (13/12/2018).
Dalam workshop yang digelar di Golden Palace Hotel Lombok ini, akan disampaikan strategi promosi dan pemasaran pariwisata. Kemudian peran branding "Wonderful Indonesia" dalam pemasaran destinasi pariwisata, termasuk langkah strategi investasi destinasi pariwisata Indonesia di luar negeri. Workshop berlangsung pada 14-15 Desember 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya Desa Wisata Ende didiami salah satu Suku Sasak yang masih sangat tradisional. Penduduk desa ini menjalani aktivitas sehari-hari dengan memegang teguh tradisi yang masih mengakar dari para leluhur. Di Desa Ende, peserta bisa menikmati kehidupan Suku Sasak dan kesenian tradisional mereka.
"Adapun Kuta Mandalika, sejauh ini sudah menjadi salah satu program dari 10 destinasi prioritas. Peserta bisa menikmati hamparan pasir merica dan pemandangan laut yang indah. Inilah pantai di kawasan Mandalika yang bisa ditempuh dalam kurun waktu 20 menit. Di sini, peserta juga bisa mengunjungi Bukit Mereseh, untuk menikmati sunset," urainya.
Di sisi lain, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani pun mengaku sangat mendukung kegiatan ini.
"Promosi pariwisata harus melibatkan banyak pihak. Termasuk juga para diplomat. Karena, kita akan memperkenalkan keindahan dan keramahan Indonesia. Para diplomat kita harapkan juga bisa memasarkan semua potensi wisata yang dimiliki Indonesia. Sehingga target kunjungan wisman 2019 bisa tercapai," katanya.
Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui pariwisata Indonesia berkembang pesat di era digital seperti sekarang. Menurutnya berangkat dari hal tersebut harus ada transformasi digital yang mengiringinya.
"Untuk promosi pariwisata, kita pakai media digital sampai 70 persen. Dua alasan utama yaitu karena customer kita sebagian besar adalah milenial. Harus diakui, effectiveness media digital empat kali lebih besar dari media konvensional," jelas Arief.
Masih terkait promosi, Arief mengakui bahwa mesin pencarian Google banyak membantu pariwisata Indonesia. Kerja sama antara Kemenpar dengan Google bahkan sudah terjalin 3 tahun ini.
"Google adalah mitra utama Kemenpar untuk mengimplementasikan digital marketing," ungkapnya.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol