Sambutan positif pun datang dari Direktur Utama Batik Air (Capt) Achmad Luthfie yang menyebut Banyuwangi telah tumbuh menjadi sebuah destinasi baru, serta bertransformasi sebagai pintu gerbang wisata dan bisnis.
"Banyuwangi dikenal dengan banyak wisata unggulan. Tumbuh dan berkembang menjadi fenomena baru pariwisata Indonesia. Ini sebuah peluang besar bagi kami. Sekaligus mendukung program pemerintah seiring pengembangan pariwisata nasional guna mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia serta wisatawan nusantara," ujar Luthfie dalam keterangan tertulis, Kamis (20/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan hal tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ikut menyambut penerbangan perdana juga sangat senang dengan kehadiran Batik Air di Banyuwangi. Hal ini semakin memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi.
"Alhamdulillah, senang sekali occupancy seat full. Ini pertanda baik bagi Batik Air serta Banyuwangi," ujar Azwar.
Memang tak dapat dipungkiri Banyuwangi kini tumbuh menjadi destinasi kelas dunia dengan angka kunjungan wisatawan yang meroket. Sebelumnya Banyuwangi hanya dikunjungi oleh 600 ribu wisatawan domestik, tetapi saat ini Banyuwangi telah dikunjungi hingga 4,9 juta wisatawan.
"Jumlah arus masuk wisman tumbuh 691 persen, ada di level 98.970 orang. Di 2010 angkanya hanya 12.500 orang. Rata-rata wisman memiliki kemampuan spending hingga Rp 2,7 Juta per trip. Sedangkan Wisnus rata-rata spendingnya sekitar Rp 1,543 Juta. Spending para wisatawan ini pun menghadirkan perputaran sekitar Rp 7,7 Triliun per tahun," terangnya.
Perkembangan tersebut menurutnya semakin membuat perekonomian Banyuwangi meningkat hingga tumbuh di level 5,6 persen. Pertumbuhan tersebut unggul dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,53 persen dan unggul 0,15 persen dari Jawa Timur.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik 115,4 persen, dengan angka riilnya saat ini ada di Rp 69,9 triliun. Kenaikan juga dialami pendapatan perkapitanya, yaitu Rp 43,65 juta pada 2018, padahal 2010 masih Rp 20,8 juta. Perkapita ini naik 109 persen.
"Dari pariwisata ini bisa menarik sektor lain untuk maju. Sebab, kuncinya tetap pergerakan wisatawan. Terima kasih Batik Air," ujarnya.
Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sangat mendukung langkah Batik Air dalam membuka rute Jakarta-Banyuwangi.
Menurut Arief langkah Batik Air sangat tepat, pasalnya pertumbuhan penumpang udara ke Banyuwangi kian meroket tajam. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, lalu melonjak lebih dari 2.300 persen menjadi 188.949 orang pada 2017.
"Di saat bersamaan juga masuk rute internasional Kuala Lumpur-Banyuwangi oleh Maskapai penerbangan Citilink. Ini membuktikan jika pertumbuhan pariwisata Banyuwangi sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan. Load factor atau tingkat keterisian penumpang juga tinggi. Dan itu didominasi oleh wisatawan," ujar Arief.
Arief juga mengatakan peningkatan ini sudah semestinya disikapi serius industri penerbangan. Rumusnya 3S, yaitu solid, speed, dan smart. Speed dibutuhkan untuk memenangkan persaingan ke depan, sebab kecepatan akan kalahkan pergerakan lambat. Lalu, smart itu berbasis digital.
"Batik Air sudah menerapkan 3S. Potensi besar Banyuwangi langsung disambarnya. Saya yakin pertumbuhan penumpang rute Jakarta-Banyuwangi akan semakin meningkat. Apalagi Banyuwangi memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat menjadi destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah," urainya.
Sebagai informasi, penerbangan perdana juga diikuti Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani, Direktur Utama Batik Air Capt. Achmad Luthfie, Direktur Operasional Batik Air Capt. I Putu Wijaya, Direktur Safety Batik Air Capt. Wamildan Tsani, dan Direkur Technic Batik Air Yanto. (mul/ega)












































Komentar Terbanyak
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons
Makam Ulama Abal-abal di Lamongan Dibongkar, Namanya Terdengar Asing