Cerita 4 Presiden Terpukau Patung Buatan Warga Komodo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita 4 Presiden Terpukau Patung Buatan Warga Komodo

Moch Prima Fauzi - detikTravel
Selasa, 19 Mar 2019 11:50 WIB
Foto: Moch Prima Fauzi
Jakarta - Selain bekerja sebagai nelayan, sebagian warga Pulau Komodo juga berprofesi sebagai perajin souvenir. Karyanya pun telah memukau 4 Presiden.

Saat singgah di Pulau berpenduduk 1.740 jiwa tersebut, tim detikcom menemui salah seorang pemahat patung yang karyanya sudah dikenal oleh empat presiden RI.

Perajin bernama Ishaka Mansur (56) asal Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, mengaku sudah bertemu dengan beberapa presiden RI. Pengalaman pertamanya ialah saat bertemu dengan presiden 3 RI B.J. Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menristekdikti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa presiden mengundang saya. Waktu tahun pertama pada masa Pak Habibie itu 1985 saya ke Jakarta yang pertama kali. Dia mempertanyakan saya, Anda itu latih di mana sehingga Anda itu buatannya asli sekali," tutur Ishaka menirukan pertanyaan Habibie, Rabu (27/2/2019) lalu.


Setelah B.J. Habibie, ia juga diundang oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sewaktu menjabat jadi presiden RI era 1999-2001. Ia datang untuk mengikuti acara pelatihan dan sarasehan bersama Gus Dur.

"Dia bilang bersyukur orang komodo itu bisa membangun pekerjaan ini sehingga di sana alamnya utuh tidak merusak di laut, tidak merusak di darat," katanya.

Selanjutnya ia juga pernah diundang oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau diundang itu kita pasti dikasih bantuan. Itu waktu Bapak Susilo saja Rp 300 juta untuk seluruh masyarakat. Begitu juga Megawati dulu dia langsung bagikan sendiri Rp 500 juta," tutur Ishaka.


Dia bercerita, kalau ilmu memahatnya itu didapatkan dari pelatihan di Bali dan Jepara. Kemiripan patung komodo yang dibuatnya berdasarkan kebiasaan sehari-sehari yang sering melihat komodo.

"Karena kita yang membuat patung ini lihat komodo. Misalkan komodo ini makan kambing, oh begini style-nya, oh begini kerutnya, begini putarnya, sampai guru saya di Bali sendiri heran," kata dia.

Setiap harinya Ishaka mampu mengerjakan patung pahatan dua komodo. Sementara satu patung komodo bisa dibuatnya sebanyak 4 patung.

Patung-patung tersebut ia jual kepada penjual souvenir yang masih dari Desa Komodo. Dalam sebulan ia bisa mengumpulkan omzet Rp 2 juta atau Rp 5-6 juta di musim ramai pengunjung.

Cerita 4 Presiden Terpukau Patung Buatan Warga KomodoFoto: Moch Prima Fauzi
Adapun pasokan materialnya, ia dapatkan dengan cara membeli dari penjual kayu di Pulau Longos. Tiga jenis kayu yang dia gunakan adalah waru laut, jati dan kelumpang.

"Waru laut paling dicari karena itu asli dari (Pulau) Komodo. Itu bisa beli di Longos harganya lebih mahal. 1 meter Rp 250 ribu," katanya.

Untuk menjalankan usaha dan kebutuhan kuliah anaknya, Ishaka juga meminjam modal dari Bank BRI melalui layanan Teras BRI Kapal Bahtera Seva. Di bank terapung Bahtera Seva II.

"Bank apung ini menurut kami sebagai perajin itu sangat membantu kami. Kami bersyukur pada Allah SWT dengan adanya bank yang bukan kami yang mendatangi bank, tapi bank yang mendatangi kami," pungkasnya. Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva. (mul/rdy)

Hide Ads