Pembangunan The Kaldera-Toba Nomadic Escape dilakukan Kementerian Pariwisata melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT). Lokasinya di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
Kepala BPODT Arie Prasetyo mengaku sangat senang dengan rencana hadirnya Menteri Pariwisata dalam peresmian The Kaldera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, Menteri Pariwisata Arief Yahya akan bertolak dari Jakarta, Kamis (4/4/2019) pagi. Ia dijadwalkan tiba di kawasan Helipad The Kaldera sekitar pukul 10.15 WIB.
"Dari kawasan Helipad, Menpar akan berjalan kaki ke Kaldera Plaza. Setelah itu, keduanya akan meninjau berbagai fasilitas yang sudah dibangun BPODT di The Kaldera," terang Arie.
Rute yang akan dilalui rombongan diawali dari Plaza Kaldera. Kemudian, rombongan bergerak ke Kaldera Amphitheater. Lalu, bergerak ke Bell Tent Area, Bubble Tent Area, dan kembali lagi ke Kaldera Plaza.
Ada dua prasasti yang akan ditandatangani saat peresmian. Pertama, penandatanganan prasasti peresmian Amenitas Nomadic Tourism The Kaldera. Prasasti kedua adalah peresmian Kawasan Pariwisata Terpadu di Danau Toba, Toba Caldera Resort.
Sedangkan Ketua Tim Percepatan Nomadic Tourism Kementerian Pariwisata Waizly Darwin mengatakan, The Kaldera-Toba Nomadic Escape, bisa memenuhi semua kebutuhan wisatawan pengembara. Alias nomadic tourism.
"Semua kebutuhan nomadic tourism ada di The Kaldera. Ada lokasi untuk para wisatawan mendirikan tenda. Tetapi ada juga amenitas berupa tenda premium. The Kaldera akan sangat ramah dan bersahabat buat para pengembara. Dan mereka bisa menikmati alam sekitar Danau Toba yang masih alamiah dan segar," tutur Waizly.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kehadiran The Kaldera di kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba sangat luar biasa.
"Konsep nomadic tourism adalah solusi sementara sebagai solusi selamanya. Konsep ini sangat dibutuhkan di banyak destinasi di Indonesia. Karena, memenuhi kebutuhan amenitas atau tempat menginap bagi wisatawan. Biayanya tidak mahal, tapi impact yang dihasilkan sangat luar biasa. Nilai ekonominya cukup tinggi. Dan bisa menjadi solusi buat destinasi yang sangat minim amenitas," paparnya. (idr/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol