Gandeng Jetstar, Menpar Yakin Turis Australia ke RI Meningkat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gandeng Jetstar, Menpar Yakin Turis Australia ke RI Meningkat

Nurcholis Ma'arif - detikTravel
Senin, 15 Jul 2019 18:55 WIB
Foto: Kemenpar
Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng maskapai asal Australia, Jetstar untuk memperkuat akses wisatawan asal Australia menuju pariwisata di Indonesia. Selain akses, Kemenpar dan Jetstar juga bekerja sama dalam program CSR lingkungan di Bali.

Langkah awal yang akan dilakukan adalah Jetstar dan Wonderful Indonesia akan mempromosikan pariwisata Indonesia di tiga kota di Australia, yaitu Melbourne, Adelaide, dan Sydney.

Executive Manager, Government & Public Affairs Jetstar, Rohan Garnett menjelaskan bahwa pihaknya telah membuka pusat pelatihan untuk pramugari dan kru kabin di Bali. Saat ini sudah ada 50 peserta yang lolos dalam seleksi yang sangat ketat dari pelatihan di Bali selama empat minggu dan dilanjutkan di Melbourne, Australia selama dua minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah dan akan terus merekrut karyawan dari Indonesia," ucap Garnett dalam keterangan tertulis, Senin (15/7/2019).


Garnett memproyeksikan sampai akhir tahun nanti akan merekrut 200 kru kabin Jetstar dari Indonesia untuk mempermudah penumpang Australia yang akan menuju Indonesia nantinya. Jetstar juga akan meningkatkan frekuensi penerbangan Adelaide-Denpasar yang paling lambat akan terealisasi pada bulan Oktober 2019.

Saat ini, baru ada satu penerbangan setiap harinya untuk mengakses wisatawan dari Australia bagian selatan itu. Selain itu, Jetstar juga berencana mengganti beberapa pesawat miliknya dengan pesawat yang lebih besar untuk meningkatkan penumpang.

"Dengan pesawat jenis A321 Neo, Jetstar akan meningkatkan jumlah penumpang dengan regenerasi fleet dari A320 menjadi A321 neo mulai dari awal tahun depan," ucap Garnett.

Selain memperkuat akses wisatawan, Kemenpar dan Jetstar juga akan bekerja sama dalam program CSR di sektor pariwisata dan lingkungan, yaitu manajemen pengelolaan sampah di Bali dengan mengundang berbagai relawan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan juga akan menggandeng Yayasan Sanur untuk ikut program CSR ini yang menurutnya menjadi bagian dari program sustainable tourism.

"Kami sudah ada programnya, sedang dikembangkan oleh Kemenpar bersama kampus dan UNWTO, dan kami mengajak publik untuk bergabung seperti akademisi, NGO, untuk mensukseskan program sustainable tourism yang sudah menjadi concern dunia. Kami juga sudah memutuskan untuk mengajak Yayasan Sanur sebagai pilot project karena Sanur memang lebih pas, sudah memiliki community yang kuat, dan kompak," ucap Arief.


Arief juga optimis melalui kerja sama ini dapat menggenjot dan meningkatkan wisatawan asal Australia. Ia mengutip data wisatawan asal Australia yang selama dua tahun terakhir meningkat. Tahun 2017 sebanyak 1.256.927 wisatawan dan tahun 2018 sebanyak 1.301.225 wisatawan.

"Strategi mendorong Low Cost Carrier (LCC) seperti Jetstar itu ibarat sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Jika LCC punya banyak seats capacity, maka millennials travelers juga akan semakin mudah bergerak, dan menjangkau ke Indonesia," ungkap Arief.


(ega/ega)

Hide Ads