Coca-Cola Vs Sake di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Coca-Cola Vs Sake di Papua

Afif Farhan - detikTravel
Jumat, 09 Agu 2019 16:10 WIB
Botol Coca-Cola peninggalan tentara AS pada Perang Pasifik di Papua (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)
Jakarta - Papua punya banyak cerita. Tak hanya suku dan alamnya, tapi ada sejarah dunia yang terjadi di sana. Peperangan antara AS melawan Jepang di Perang Dunia II.

Indonesia tak bisa lepas dari sejarah Perang Dunia II (1939-1945). Perang dengan tokoh utama Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu melawan Jepang.

Perang Dunia II dimenangkan oleh sekutu, meski dengan cara mengenaskan yakni mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Tahun 1945 Jepang mengaku kalah dan menyerah, lantas Indonesia pun berhasil merdeka dari jajahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Apakah Ada Suku Kanibal di Papua?

Bicara Perang Dunia II, maka Papua tak bisa dilepaskan. Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan bahwa Papua adalah tempat pertempuran hebat antara AS melawan Jepang pada Perang Pasifik yang menjadi bagian Perang Dunia II.

"Papua adalah satu-satunya tempat pertempuran hebat antara AS melawan Jepang di masa Perang Pasifik di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Oleh sebab itu, ditemukan banyak kerangka tentara Jepang dan AS di sana," terangnya kepada detikcom, Kamis (8/8/2019).

Mengenai Perang Pasifik secara singkat, perang ini terjadi antara tahun 1941-1945. Kala itu, Jendral Douglas MacArthur yang memimpin pasukan AS di Filipina, dipukul mundur sampai ke Australia oleh tentara Jepang. Sebelumnya, Jepang sudah lebih dulu memborbardir pangkalan perang AS di Pearl Harbor, Hawaii.

Jendral Douglas MacArthur (AFP)Jendral Douglas MacArthur (AFP)


Namun di tahun 1944, Jendral Douglas MacArthur bersama pasukannya kembali untuk melawan Jepang. Dia berlabuh di Jayapura, kemudian memakai strategi 'Lompat Katak'. Pelan-pelan dari Papua sampai Morotai, AS mengalahkan Jepang.

Hingga akhirnya, Jendral Douglas MacArthur gantian memukul mundur Jepang di tahun 1945. Jepang pun kalah.

"Pertempuran AS melawan Jepang di Papua terjadi di Jayapura, Sarmi, Biak, Tambrauw, Sorong, teluk Bintuni, Fakfak dan Kaimana," terang Hari.

Tentara Sekutu AS, bersama tentara dari Australia di Papua (Australian War Memorial)Tentara Sekutu AS, bersama tentara dari Australia di Papua (Australian War Memorial)


Coca-Cola Vs Sake

Hari yang sudah dari tahun 2008 menjadi peneliti di Balai Arkeologi Papua menjelaskan, banyak sisa-sisa peninggalan peperangan antara AS dan Jepang. Termasuk, tulang belulang manusia!

"Diperkirakan ada 20 ribu tulang belulang pasukan Jepang, sedangkan tentara AS sekitar ratusan. Tulang belulangnya kadang dijumpai bercampur di satu tempat," terang pria asal Yogyakarta tersebut.

Pemerintah Jepang sejak tahun 2011 mengembalikan tulang belulang tentaranya ke negaranya. Sempat berhenti di tahun 2013, kini lanjut lagi dengan MoU antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia. Pihak AS, juga ingin melakukan hal serupa.

Tulang belulang tentara Jepang (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)Tulang belulang tentara Jepang (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)


"Pihak Jepang hanya mengambil bagian tengkorak untuk dikremasi dan abunya dibawa ke Jepang. Abunya akan disemayamkan di Kuil Yasukuni, suatu kuil untuk menghormati korban perang dan pahlawan Jepang saat Perang Pasifik," papar Hari.

FOKUS: Es Abadi Indonesia

Selain itu, peninggalan-peninggalan perang lainnya yakni tank, senjata hingga kapal terbang yang tenggelam. Namun yang menarik perhatian, adalah peninggalan tentara AS dan Jepang berupa botol Coca-Cola dan botol sake.

"Pasukan Jepang di markasnya minum sake, sedangkan pasukan AS minum Coca-Cola," kata Hari.

Botol Coca-Cola peninggalan tentara AS (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)Botol Coca-Cola peninggalan tentara AS (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)


Coca-Cola Vs Sake di PapuaBotol sake peninggalan tentara Jepang (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)
Botol Coca-Cola dan sake tersebut ditemukan di Pulau Wakde, Samri. Kini, disimpan di Balai Arkelogi Papua di Jayapura dan kondisinya masih baik.

Tapi, ada satu lagi. Botol bir peninggalan tentara Australia yang bergabung dengan sekutu!

"Kalau bosnya, Jendral Douglas MacArthur makan es krim dia," ujar Hari sambil tersenyum.

Botol bir peninggalan tentara Australia (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)Botol bir peninggalan tentara Australia (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)


Beberapa peninggalan Perang Pasifik, kini menjadi destinasi wisata dan ada juru peliharanya. Sebut saja, Situs Tugu Yamagata, Situs Pendaratan Sekutu, Situs Tugu MacArthur dan Situs Pendaratan Jepang.

"Ada Tanda Peringatan di Kampung Puay, Sentani yang dibuat oleh Kedubes Jepang. Di situ banyak ditemukan tulang belulang tentara Jepang," jelas Hari.

Situs Pendaratan Sekutu di Jayapura (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)Situs Pendaratan Sekutu di Jayapura (Istimewa/Balai Arkeologi Papua)


FOKUS: Koteka Terancam Punah

Perang Pasifik merupakan sejarah dunia yang tersimpan di Papua. Menurut Hari, sayangnya Pemerintah Provinsi Papua belum membangun museum khusus untuk memperingati sejarah tersebut.

"Untuk mengenang Perang Pasifik dan menyelamatkan artefak peninggalan perang, di Morotai sudah dibuat museum. Sedangkan di Papua, belum ada museum yang khusus untuk mengenang Perang Pasifik," harap Hari.


Tonton juga travel murah cuma Rp 100 ribu di video berikut ini:

(aff/aff)

Hide Ads