Hal itu diutarakan oleh Florianus Nandi yang juga jadi guide lokal di Labuan Bajo. Karena, setelah beredar kabar bahwa akan ada penutupan itu bikin resah warga setempat terutama yang bersinggungan langsung dengan industri pariwisata.
"Saat diberitakan penutupan semua resah dan nggak senang. Banyak tamu yang sudah merencanakan tur di 2020 lalu dibatalkan," jelas Flori di Labuan Bajo, Selasa (1/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Pengumuman! Pulau Komodo Tidak Jadi Ditutup
Flori menjelaskan bahwa warga lokal dengan tegas menolak penutupan Pulau Komodo. Karena, bila dilakukan akan menutup jalan pemasukan bagi warga.
"Saya pikir warga komodo akan senang sekali. Dalam penutupan mereka yang tegas menolak. Itu berdampak pada pertumbuhan ekonomi setempat," jelas dia.
"Dengan berita ini saya pikir bakal bahagia luar biasa," kata dia menambahkan.
![]() |
Flori mengatakan bahwa mata pencaharian awal warga Pulau Komodo berasal dari laut. Mereka mencari makan dan berpenghasilan dari laut.
"Lalu mereka dibatasi karena ada di taman nasional. Nelayan tidak bebas cari ikan. Ada area mereka tak boleh cari ikan, yakni di dive site dan manta point dengan alasan bahwa biota laut butuh recovery," kata Flori.
Lalu, setelah pembatasan itu, warga berinisiatif mengembangkan pariwisata lokal. Dan itu berdampak pada kehidupan laut yang lebih terjaga saat wisata jadi penyokong utama.
"Kehadiran pariwisata membantu ekonomi masyarakat. Taman Nasional Komodo kan ingin melindungi biota laut, karena yang berbahaya adalah banyaknya nelayan dari luar daerah yang membawa obat atau mengambil ikan dengan serampangan," urai Flori.
BACA JUGA: Cerita Para Agus Berjumpa Sang Naga Purba
"Tapi kalau nelayan dari Pulau Komodo sendiri hanya pakai alat tradisional seperti jaring atau pancing biasa saja," pungkasnya.
Berita sebelumnya, desas-desus isu penutupan Pulau Komodo kini terjawab. Pemerintah memutuskan tidak menutup Pulau Komodo, tapi ditata bersama.
"Yang akan dilakukan ialah penataan dalam kewenangan konkuren, bersama antara pemerintah atau KLHK dan Pemda NTT. Tujuannya untuk kepastian usaha, livelihood masyarakat, konservasi satwa komodo, world class wisata serta investasi," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya kepada detikcom, Senin (30/9).
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan