"Dugaan kami di sini ada 20-an rangka manusia karena gua ini termasuk cukup luas dan teduh," tutur salah satu peneliti Djatmiko kepada detikcom di lokasi, Selasa (8/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tapi karena di situ hampir 4 meter dasarnya saya nggak mau ambil risiko teman-teman saya teruruk nanti. Ini masih cari cara supaya tulang-tulang yang kita temukan ini tidak rusak," terang dia.
Djatmiko menambahkan, gua ini memang jadi lokasi hunian ras kecil manusia prasejarah sekitar 7.000 hingga 3.000 tahun silam. Pada masa itu, manusia melakukan aktivitas berburu dan meramu -- istilah dalam ilmu prasejarah, pada masa tingkat budaya Mesolitikum dan budaya Neolitikum yang dicirikan dengan penemuan alat-alat dari tulang dengan sebutan Sampung Bone Industry.
![]() |
"Gua ini jadi pilihan hunian orang zaman dulu untuk bermukim di sini karena dekat dengan sumber mata air. Ada sumber air purba bisa untuk cuci, minum," katanya.
Saat ini timnya sudah menemukan 50-an alat batu, diantaraya berbentuk lancipan dan mata panah bergerigi. Total ada 8 batuan yang spesifik kegunaannya. Sedangkan alat tulang total ada 20 buah dengan spesifik kegunaan masing-masing, mulai dari lancipan, sudip, dan spatula.
![]() |
(krs/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum