Dari sejumlah booth yang hadir di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019, turut hadir Historia id yang mendedikasikan diri untuk mengupas asal-usul manusia Indonesia.
Ditemui detikcom di lokasi, Kamis (10/10/2019), David Marcello dari Historia id yang menjaga boothnya. Diceritakan oleh David, Historia id berawal sebagai upaya di tengah maraknya kasus rasisme saat pemilu yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ragam ras-ras di dunia (Randy/detikcom) |
Sebagai bangsa yang bhinneka dan beragam, maraknya kasus SARA, mayoritas dan minoritas memang membuat jengah. Di tengah kecamuk pemilu beberapa waktu lalu, politik identitas memang kerap digaungkan.
Padahal kalau bicara manusia Indonesia, tak ada yang 100% benar-benar Indonesia. Secara genetika, mayoritas masyarakat Indonesia merupakan produk dari akulturasi budaya berbeda di dunia.
"Kita orang Indonesia Bhinneka, gak ada ras yang sama. Rata-rata cuma 30% yang paling banyak Indonesia," ujar David.
Peta persebaran manusia modern Indonesia (Randy/detikcom) |
Menggunakan aplikasi, pengunjung dapat melacak asal muasal mereka secara genetika. Dari situ, pengunjung bisa mengetahui identitas mereka secara genetik.
"Jadi fitur kita tes DNA, tapi melalui app 60-70% valid. Nanti kita bisa tes lagi di tabel, validasi itu sesuai atau tidak," ujar David.
Menariknya, pihak Historia id juga sempat mengambil sampel DNA dari sejumlah tokoh ternama Indonesia. Sebut saja Najwa Shihab, Ariel Noah, Mira Lesmana, Riri Riza, hingga Ayu Utami.
Rencananya, identitas genetik mereka semua akan diungkap di Museum Nasional pada 15 Oktober mendatang dalam acara Asal-Usul Orang Indonesia atau ASOI.
PKN 2019 digelar dari tanggal 7-13 Oktober 2019 di Istora Senayan. Tidak dikenakan tiket masuk alias gratis, tapi diperlukan daftar online lebih dulu.
(rdy/krs)












































Ragam ras-ras di dunia (Randy/detikcom)
Peta persebaran manusia modern Indonesia (Randy/detikcom)
Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi