Main-main ke Rumah Bekantan, si Hidung Besar dari Kalimantan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Main-main ke Rumah Bekantan, si Hidung Besar dari Kalimantan

Syanti Mustika - detikTravel
Sabtu, 02 Nov 2019 16:16 WIB
Bekantan di Tarakan (Pradita/detikcom)
Jakarta - Bekantan merupakan monyet langka berhidung panjang yang menjadi hewan endemik Kalimantan. Jika namanya masih asing, bayangkan maskot taman hiburan Dufan. Nah, jika mau lihat bekantan di lingkungannya, datang saja ke sini ya.

Primata berbulu berwarna coklat kemerahan yang ukuran hidungnya amat mencuri perhatian ini bisa kamu temukan di hutan bakau dan rawa Kalimantan. Salah satu tempat yang bisa kamu kunjungi untuk bertemu langsung Bekantan adalah Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan yang ada di Tarakan, Kalimantan Utara.

Tempatnya tidaklah jauh dari Bandara Juwata Tarakan, hanya 15 menit saja dengan mobil. detikcom pun datang ke sana beberapa waktu lalu dan sangat beruntung bisa bertemu langsung dengan bekantan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turis di kawasan Hutan Mangrove Tarakan (Syanti/detikcom)Turis di kawasan Hutan Mangrove Tarakan (Syanti/detikcom)

Dengan membayar Rp 5.000 untuk tiket masuk, kami pun berkeliling kawasan mangrove ini. Kamu tidak perlu khawatir, karena di sini terdapat jembatan kayu yang membantu dan mempermudah wisatawan menikmati kawasan sejuk ini.



Beruntung sekali kami datang di pagi hari dan mendapatkan momen bekantan sedang makan. Penjaga mangrove pun mengatakan bahwa setiap pagi dan sore satwa yang juga dilindungi negara ini akan disuguhkan pisang. Jadi di sana terdapat seperti meja besar, yang difungsikan sebagai meja makan bekantan. Jadi di jam makannya bekantan akan datang, berkumpul dan menyantap pisang yang disediakan.

"Di sini ada sekitar 38 bekantan. Setiap harinya kita menyediakan 6 tandan pisang untuk santapan mereka. Nanti pisang-pisang ini kita letakkan di meja makannya," tutur penjaga kawasan mangrove.

Bekantan sedang makan di meja khusus (Syanti/detikcom)Bekantan sedang makan di meja khusus (Syanti/detikcom)

Kawasan lindung ini memang menjadi salah satu destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan di Tarakan. Karena selain sejuk dan lindung, di sini kita bertemu sekumpulan bekantan.

Mencari bekantan di sini susah-susah gampang. Karena katanya bekantan di sini terbagi dua kubu, dan ada dua bekantan yang jadi bosnya.

"Cari saja badannya yang paling besar, berarti dia adalah bosnya. Di sini ada dua kubu bekantan yang dipimpin oleh Jon dan Mika. Mereka berdua sangat sering bertengkar," ujar penjaga.

Setelah mereka makan dan kenyang, terlihat para bekantan kembali ke pohon-pohon dan bergelantungan di ranting-ranting. Perlu traveler perhatikan untuk tidak membuat keributan, karena nanti bekantan bisa terkejut dan melompat ke arah traveler.

Bekantan di pohon (Pradita/detikcom)Bekantan di pohon (Pradita/detikcom)

Selain bertemu bekantan, traveler juga bisa bersantai di beberapa spot atau bangku yang disediakan pengelola. Berkeliling kawasan yang cukup luas ini ternyata cukup melelahkan, namun menyenangkan dan sejuk.

Dibalik daya tarik bekantan yang sangat kuat, taman mangrove ini terkesan kurang perhatian. Banyak fasilitas seperti musala, rumah karantina, dan jembatan kayu yang rusak dan lapuk. Padahal jika dikelola secara serius, hutan mangrove ini akan terlihat makin cantik dan berkelas.

Kawasan mangrove ini bisa traveler kunjung direntang waktu 08.00 Wita-17.00 Wita. Dan detikcom sarankan datanglah di pagi hari atau sore bila ingin bertemu dengan bekantan.

Tak lengkap bila rasanya tidak berfoto di kawasan rindang Tarakan ini. Percayalah, di sini sangat instagramable. Pandai-pandai cari angle ya.

Fasilitas yang tidak terurus dengan baik (Pradita/detikcom) Fasilitas yang tidak terurus dengan baik (Pradita/detikcom)



























(sym/aff)

Hide Ads