Sekilas Pandang Pariwisata dari Pedalaman Hutan Kalimantan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sekilas Pandang Pariwisata dari Pedalaman Hutan Kalimantan

Syanti Mustika - detikTravel
Selasa, 05 Nov 2019 16:00 WIB
Pemandangan di Krayan (Okta/detikcom)
Nunukan - Krayan, Kalimantan Utara, punya potensi wisata yang layak dikunjungi setidaknya sekali seumur hidup. Secara umum bagaimana kondisi pariwisata di sana?

Mungkin bagi sebagian besar nama Krayan sangat terdengar asing. Ya, wilayah yang berada pedalaman hutan Kalimantan ini menjadi perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.

Tim Tapal Batas detikcom bersama PLN berkesempatan datang ke Krayan beberapa waktu lalu. Kami pun berjumpa dengan Helmi Huda Asfikar, Camat Krayan Induk dan berbagi cerita tentang pariwisata di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Bicara soal wisata, kita mulai dari kawasan pemukiman dulu. Kita punya tari-tarian dan ukiran yang saat ini kita sedang kembangkan di beberapa desa. Nah jika turis berminat akan itu bisa datang ke Rumah Budaya Krayan," kata Helmi.

Selanjutnya Helmi juga memamerkan alam Krayan yang kaya dan cantik. Jika turis ingin dan berminat untuk jelajah, sangat bisa.

"Kita punya alam yang masih asri karena berada di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang. Tentu kita memiliki kekayaan flora dan fauna yagn berlimpah. Di sini juga ada air terjun dan pegunungan yang bisa kita jajal dalam beberapa hari. Jika ingin paket lebih singkat kita bisa ambil sekitar Long Bawan yaitu ke Yuvei Semaring, ada juga Air Terjun Paramayo, kita bisa menjangkau itu dalam sehari saja," tambahnya.

 Helmi, camat Krayan (Uji/detikcom) Helmi, camat Krayan (Uji/detikcom)

Helmi juga menjelaskan betapa daya tarik Bukit Yuvei Semaring begitu kuat. Salah satunya karena namanya berhubungan dengan legenda yang ada di Krayan.

"Kita punya Bukit Yuvei Semaring yang erat kaitannya dengan legenda orang Dayak. Ia adalah orang suku Dayak Lundayeh yang selalu dituturkan dalam kisah rakyat secara turun temurun dimana Yuvai Semaring dianggap manusia yang mencapai tingkat kesaktiannya dan menjadi manusia setengah dewa dalam kepercayaan animisme," ujar Helmi.




Bukit Yuvei Semaring lokasinya tidaklah jauh dari bandara Krayan yang juga memiliki nama yang sama, yaitu Bandara Yuvei Semaring. Bukit yang memiiliki ketinggian sekitar 1100 mdpl itu terlihat jelas dari bandara.

"Dari puncak Yuvei Semaring kita bisa melihat semuanya. Setiap turis yang datang dan masuk ke Krayan selalu kita bawa ke bukit ini. Kalau cuaca bagus, kamu bisa menikmati sunrise saat naik ke puncak subuh hari. Saat sore hari sekitar pukul 5 sore kita juga dapat sunset," tambahnya.

Garam gunung di Krayan (Pradita/detikcom)Garam gunung di Krayan (Pradita/detikcom)


Tentu traveler juga penasaran bagaimanakah akomodasi di sana jika datang ke Krayan? Walau berada di daerah perbatasan, Krayan juga memiliki hotel dan homestay yang harganya terjangkau.

"Saat ini yang berkembang di Krayan tidak terlalu banyak, tapi ada beberapa masyarakat yang sudah dilatih sehingga kalau ada turis datang sudah bisa diarahkan ke homestay. Rentang harganya Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu per malam," imbuhnya.

Helmi pun juga mengungkapkan bahwa Krayan juga punya kuliner unik. Namanya Klatang, yang bahan bakunya dari ulat pohon.

"Kita punya banyak kuliner. Salah satu yang bisa diceritakan ada makanan yang dinamakan Klatang, bahan bakunya ulat dari pohon khusus yang punya protein tinggi dan punya empedu lebih dari satu. Sehingga memiliki banyak khasiat, klatang ini kalau dikonsumsi bisa menyembuhkan penyakit dalam. Empedunya kalau kita pisahkan bisa sembuhkan banyak penyakit kulit, kanker, dan berfungsi mempercepat memulihkan luka terbuka karena mengandung antiseptik," paparnya.

Rumah Budaya Krayan (Pradita/detikcom)Rumah Budaya Krayan (Pradita/detikcom)


Walau berada di perbatasan dan akses untuk mencapai Krayan bisa dikatakan sulit, namun bukan berarti tak ada turis asing yang datang ke sana.

"Kebanyakan turis yang datang berasal dari Malaysia dan Brunei secara keseluruhan. Tetapi juga ada yang berasal dari Eropa dan Jepang, Amerika juga, rata-rata masuk lewat Malaysia. Walaupun masuk dari Indonesia mereka kesulitan untuk transportasinya. Saat ini Krayan kalau dari Indonesia hanya bisa ditempuh dengan jalur udara," jelas Helmi.




detikcom dan tim telah merasakan langsung bagaimana caranya bisa mencapai Krayan. Wilayah ini hanya bisa ditempuh dengan jalur udara saja, itupun dengan pesawat perintis yang hanya mampu membawa penumpang 12-15 orang saja sekali terbang.

Dan juga, penerbangan ke sana juga terbatas dan hanya dilayani oleh dua maskapai saja, yaitu Sussi Air dan AviaStar. Pesawat ini pun tidak terbang setiap hari dan hanya satu kali PP saja.

Pesawat perintis yang terbang ke Krayan (Pradita/detikcom)Pesawat perintis yang terbang ke Krayan (Pradita/detikcom)


Serta tak mudah pula untuk bisa mendapatkan tiket pesawat ke Krayan, karena tiketnya terbatas dan warga yang ingin terbang juga ramai. Seringkali turis tidak mendapatkan tiket karena untuk membelinya kamu harus datang langsung ke loket maskapai, tidak tersedia secara online.

Namun walau bagitu, saat kamu terbang di langit Krayan, percayalah mata kamu tak akan berkedip. Suasana hijau hutan Kalimantan begitu sangat terasa di sini dan indah dari ketinggian. Saat mendarat kamu akan disambut oleh udara segar yang sangat bersih.

Pemandangan dari udara saat terbang ke Krayan (Pradita/detikcom)Pemandangan dari udara saat terbang ke Krayan (Pradita/detikcom)Pemandangan dari udara saat terbang ke Krayan (Pradita/detikcom)



(sym/krs)

Hide Ads