Tentang 4 Jalur Pendakian Resmi Gunung Rinjani, Apa Saja?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tentang 4 Jalur Pendakian Resmi Gunung Rinjani, Apa Saja?

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 06 Nov 2019 23:38 WIB
Jalur Sembalun Gunung Rinjani (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Jakarta - Pendakian ke Gunung Rinjani, Lombok resmi dibuka lagi pada hari ini. Setidaknya ada empat jalur pendakian resmi untuk menuju ke puncaknya.

Dihimpun detikcom dari berbagai sumber, Rabu (6/11/2019), jalur pendakian Gunung Rinjani yang sering dilewati pendaki ada di Lombok Timur yakni Sembalun dan Lombok Utara yakni Senaru. Dua jalur resmi lainnya yakni Timbanuh yang juga di Lombok Timur dan Jalur Aik Berik di Lombok Tengah.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jalur Sembalun

Jalur Sembalun adalah yang paling terkenal di antara semua jalur pendakian. Berjarak satu jam perjalanan jika Anda memulainya dari Kota Mataram.

Sembalun adalah kecamatan di Lombok Timur yang juga merupakan daerah dataran tinggi seperti Dieng kalau di Jawa Tengah. Selain gerbang pendakian, Sembalun juga jadi lokasi traveler berlibur karena terdapat agrowisata.

detikTravel pernah mencoba keduanya beberapa waktu lalu. Perjalanan mendaki Gunung Rinjani kami awali dari Basecamp Sembalun, Lombok Timur dan turun di Basecamp Senaru, Lombok Utara.

Basecamp Sembalun berada di ketinggian sekitar 1.156 mdpl. Udaranya cenderung dingin saat malam dan sejuk hingga sore hari.

Perlu dicatat bahwa kami adalah pendaki biasa. Estimasi waktu pendakiannya pun tergolong lama.

Basecamp Sembalun - Pos 1

Dari Basecamp Sembalun kami menuju ke Pos 1 yang melewati sabana luas. Sebelum sabana, kami menggunakan kendaran pikap untuk sampai ke gerbang terakhir pendakian, perjalanan menggunakan mobil ini butuh waktu sekitar 30 menit karena jalanan berupa tanah berbatu yang amat tak rata.

Pendakian sebenarnya dimulai. Dari gerbang terakhir sampai Pos 1 butuh waktu sekitar 1 jam trekking melewati sabana berbukit yang jarang terdapat pepohonan. Pos 1 ada di ketinggian sekitar 1.300 mdpl.

Pos 1 - Pos 2

Trekking dari sini masih ada di kawasan sabana Gunung Rinjani. Kamu bisa melihat laut saat cuaca cerah dan sebagian kawasan Lombok Utara.

Perjalanan ke Pos 2 kami tempuh sekitar 1 setengah jam perjalanan. Pos 2 ada di ketinggian 1.500 mdpl dengan trek mulai menanjak.

Pos 2 - Pos 3

Kebanyakan pendaki, inilah ujian awal mencapai puncak Gunung Rinjani. Trek menanjak akan menjadi santapan utama.

Tanpa ampun! Bersiap-siaplah karena kamu akan melewati trek menanjak dengan ibarat lutut bertemu dada dimulai dari trek ini. Pos 3 ada di ketinggian 1.800 mdpl dengan waktu tempuh 1 setengah jam.

Pos 3 - Plawangan Sembalun

Ujian pendaki Gunung Rinjani pertama berlanjut hingga ke Plawangan Sembalun. Ada Bukit Penyesalan di sini.

Kenapa dinamakan demikian? Puncak bukit di sini seperti menipu pendaki, ketika sampai di sana maka akan bertemu puncak bukit lainnya hingga berkali-kali hingga mencapai Plawangan Sembalun di ketinggian 2.639 mdpl dengan waktu tempuh 5 jam dari Pos 3.

Plawangan Sembalun - Puncak Rinjani

Inilah kaldera bawah di Gunung Rinjani sebelum mencapai puncak. Biasanya para pendaki akan sampai di sini sore hari, mendirikan tenda, dan mengambil persediaan air.

Plawangan Sembalun adalah pos terakhir Gunung Rinjani. Setelah beristirahat para pendaki akan summit attack di waktu dini hari.

Waktu tempuh kami mencapai puncak Gunung Rinjani, ketinggian 3.726 mdpl, dari Plawangan Sembalun sekitar 6 jam dan waktu turun kembali ke Plawangan Sembalun sekitar 2 setengah jam.

Plawangan Sembalun - Segara Anak

Tak lengkap mendaki Gunung Rinjani tanpa mengunjungi Segara Anak. Kamu bisa melihatnya saat cuaca cerah dari Plawangan Sembalun.

Meski terasa dekat, Segara Anak tergolong jauh dari Plawangan Sembalun. Treknya? Mengerikan! Kamu harus turun di jalur terjal namun ada beberapa bonus - ungkapan jalur landai bagi para pendaki- di beberapa titik.

Kami menempuh sekitar 6 jam perjalanan dari Plawangan Sembalun ke Segara Anak. Namun pemandangannya jangan ditanya lagi, amat cantik!

Biasanya para pendaki akan bermalam di Segara Anak di ketinggian 2000 mdpl. Di dekat area kemping ini juga ada mata air untuk isi ulang air minum dan pemandian air panas alami.

Segara Anak - Batu Ceper

Perjalanan pulang kami lanjutkan keesokan paginya setelah mengisi tenaga. Kami menyusuri pinggir danau ke pos bayangan Batu Ceper menuju Plawangan Senaru.

Pos ini berupa bebatuan yang dinaungi pepohonan cemara yang rimbun. Para pendaki biasa beristirahat sebentar di sini sambil memandang Segara Anak dan Gunung Barujari.

Batu Ceper - Plawangan Senaru

Dari sini trek terjal mendaki dimulai. Tanpa ampun lagi kami mendaki bukit-bukit berbatu.

Estimasi waktu yang kami tempuh dari Segara Anak ke Plawangan Senaru selama 5 jam. Ketinggian kaldera Gunung Rinjani ini 2.461 mdpl dan inilah salah satu spot favorit pendaki untuk mendirikan tenda.

Kamu bisa melihat puncak Gunung Rinjani dari Plawangan Senaru. Ada pula Segara Anak dan Gunung Barujari di bawahnya namun hanya terlihat saat cuaca cerah saja.

Catatan: Hingga saat ini tidak disarankan melakukan pendakian ke Segara Anak.

Plawangan SenaruPlawangan Senaru (Foto:Dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani)

2. Jalur Senaru

Basecamp Senaru lebih rendah ketimbang Basecamp Sembalun. Lokasinya ada di ketinggian 601 mdpl.

Plawangan Senaru - Basecamp Senaru

Ada 3 pos di antara Basecamp Senaru hingga ke Plawangan Senaru. Namun, biasanya, para pendaki hanya menggunakan jalur ini untuk turun. Jadi, mereka tak terlalu memikirkan pos istirahat lagi dan langsung melewatinya.

Waktu tempuh kami di jalur ini sekitar 6 jam perjalanan. Jalur Senaru sangat berbeda dengan Jalur Sembalun, di jalur ini lebih hijau karena vegetasi hutan heterogennya, jadi tak hanya ditumbuhi pohon pinus saja.


Tentang 4 Jalur Pendakian Resmi Gunung Rinjani: Sembalun-Aik BerikJalur Aik Berik (Foto: Gilang Negara/d'Traveler)

3. Jalur Aik Berik

Jalur Aik Berik adalah jalur baru yang berada di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Pihak BTNGR membukanya di pertengahan bulan November 2018.

Pos pendaftaran berada di Jalan Raya Desa Aik Berik dan berdekatan dengan tempat wisata Air Terjun Benang Kelambu dan Air Terjun Benang Stokel. Jalur pendakian ini tidak bisa mencapai puncak Gunung Rinjani.

Pendakian hanya bisa sampai Plawangan Aik Berik saja. Tempatnya berupa tepian kawah yang bisa digunakan sebagai tempat berkemah.

Tinggi Plawangan ini sekitar 2.500m di atas permukaan laut. Kita bisa menikmati pemandangan sekeliling kawah, tepian danau Segara Anak, Gunung Baru Jari, dan Puncak Rinjani.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Plawangan Aik berik kurang lebih sekitar tujuh jam pendakian. Jalur pendakian Aik Berik berada di dalam hutan hujan tropis dan berada di dalamnya terasa teduh dan lebih terlindungi dari hujan deras.

Jalur ini licin pada musim hujan karena ditutupi sisa daun dan humus. Pada ketinggian sampai 1.500m, banyak juga binatang pacet dan lintah dan sebaiknya kita menggunakan sepatu, kaos kali, legging, dan/ataupun celana panjang untuk kenyamanan kita.

Banyak aliran sungai dan mata air yang kita lalui. Jadi kita tidak perlu membawa air bersih untuk keperluan memasak dari bawah. Kita bisa membawa jeriken kosong untuk nanti diisi air. Pada bagian jalur yang lebih tinggi, banyak juga aliran sungai yang lebih bersih. Jadi kebutuhan air untuk minum selalu tersedia.

Jalur ini terdiri dari 4 pos dan 1 plawangan. Pihak taman nasional memberikan kantong sampah yang bjsa digunakan ulang untuk mengumpulkan sampah yang kita gunakan selama berada di gunung.

Dari pos pendaftaran, kita bisa menggunakan ojek sampai pintu hutan. Lumayan menghemat waktu dan tenaga. Jarak naik ojek tersebut bisa mencapai 4-5 km. Ojek tersebut seharga 80.000 idr pergi-pulang.

Total jarak tempuh jalur pendakian Aik Berik ini sekitar 38 km pergi-pulang. Berikut detail perjalanan kemarin.

Pintu masuk hutan - Pos 1 ditempuh selama 2 jam.

Di jalur ini kita akan menempuh perjalanan di dalam hutan tropis. Ada bagian jalur yang ditumbuhi semak belukar. Pada pertengahan jalan, terdapat sungai besar dengan air cukup jernih.

Kita bisa beristirahat sebentar di Pos 1 dengan kondisi pos yang masih baik. Hati-hati dengan serangan lintah dan pacet selama di perjalanan. Di Pos 1 pun pacet sampai naik ke lantai pos. Kita bisa bermalam di Pos 1 karena ada aliran sungai meski kecil.

Pos 1 - Persimpangan Pos 2 ditempuh selama 1 jam

Jalur di antara dua pos ini kondisinya masih turun-naik. Kelandaian jalur sekitar 5-20 derajat. Pacet dan lintah juga masih banyak menempel di kaki pendaki. Sebelum pos 2 terdapat persimpangan menuju Pos-3. Kalau kita ingin beristirahat di Pos-2, terdapat mata air yang bisa digunakan untuk memasak.

Persimpangan Pos 2 - Pos 3 ditempuh selama 3 jam

Sebagai informasi, jalur di antara dua pos ini cukup berat. Ada Tanjakan Pakis yang sangat panjang dan tinggi. Tanjakan tersebut penuh dengan pohon pakis di kiri dan kanan. Saranku, coba tetap berjalan stabil dan pelan dengan langkah-langkah kecil. Jalur setelah tanjakan pakis ini kembali naik-turun. Kondisi jalan setelah tanjakan pakis terdapat jalan di sisi jurang.

Kita harus lebih berhati-hati agar tidak terpeleset dan menginjak lumut yang rimbun. Terdapat tempat berkemah dengan mata air sebelum pos 3. Tetapi sebaiknya kita melanjutkan sampai pos 3. Pada pendakian kemarin, kami mencapai Pos 3 pada pukul 15.30 sore karena bermacam kendala yang terjadi. Kami memutuskan berhenti untuk makan siang sekaligus makan sore. Akhirnya kami bermalam di pos ini karena kondisi sore itu hujan.

Pos 3 - Pos 4 ditempuh selama 4 jam

Sebagai informasi, jalur di antara dua pos ini semakin berat. Menurut perhitunganku, ada setidaknya 10 bukit yang harus kita lalui dengan jalur naik-turun. Pada beberapa bagian, jalan setapak berada di tepi jurang tanpa pembatas pengaman. Kita harus waspada dan lebih hati-hati apabila memutuskan untuk bermalam di Pos-4.

Dengan waktu pendakian pagi hari saja, hampir dipastikan kita menempuh jalur ini pada sore hari dengan kondisi fisik yang sudah menurun. Beberapa tanjakan cukup curam dan melelahkan.Sebaiknya tidak melanjutkan pendakian setelah matahari terbenam karena kondisi jalan tersebut.

Kita akan melalui 2-3 sungai pada jalur ini. Jadi tidak perlu membawa air dari Pos-3. Air tersebut juga dapat dipakai minum. Pos-4 adalah pos terbaik untuk bermalam menurut pengamatan saya. Area untuk mendirikan tenda cukup luas dan relatif datar. Selain, kita bisa mengejar matahari terbit di Plawangan Aik Berik pada Subuh keesokan harinya.

Pos 4 - Plawangan Aik Berik ditempuh selama 1 jam 10 menit

Idealnya, kita bisa menuju Plawangan Aik Berik dari Pos 4 pada pukul 4.30 pagi. Kita bisa melihat matahari terbit/sunrisedi sana. Kita akan menempuh jalur yang lebih manusiawi dan terbuka arena sudah mencapai batas vegetasi di ketinggian. Apabila kita senang menikmati savana, jalur ini adalah ttempat ideal dan menyejukkan mata. Kita akan melewati dua bukit yang turun-naik dengan sungai kecil di lembahnya.

Plawangan Aik Berik

Sampailah di titik tempat menikmati pemandangan Gunung Rinjani dengan kawah Danau Segara Anak dan Puncak Anjani. Kita juga bisa bermalam di area Plawangan ini karena kondisi tanah datar yang cukup luas. Tempat ideal untuk menikmati area Puncak gunung Rinjani pada malam hari karena kita bisa melihat langit terbuka.


View this post on Instagram

Good energy from nature. #timbanuh #gntembesi #rinjani

A post shared by BNDT (@hendriynto) on Oct 6, 2019 at 1:09am PDT


4. Jalur Timbanuh

Jalur Timbanuh berada di Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Pos pendakiannya ada di ketinggian sekitar 800 mdpl.

Fasilitas yang ada di Jalur Timbanuh masih tergolong minim. Belum banyak penginapan di sana dan Anda disarankan menginap di rumah warga.

Waktu tempuh pendakian dari pos pendaftaran ke Plawangan timbanuh kurang lebih 7 jam. Jika sampai di atas, Anda akan berada di sebelah selatan Gunung Rinjani dan puncaknya bernama Orplas.

Padang bunga edelweiss akan menyapa Anda sebelum mencapai plawangannya. Sebelumnya, ada hutan lebat yang harus Anda tembus dan juga sungai jernih yang bisa dipakai untuk bekal airnya.

Tidak disarankan menuruni Plawangan Timbanuh ke Segara Anak karena tebing terjalnya. Banyak kabar tersiar kecelakaan di sini karena kurang hati-hati saat akan ke Gunung Baru Jari.
Halaman 2 dari 4
(msl/msl)

Hide Ads