Kejadian gagal ke Bali dialami wisatawan berusia 56 tahun asal Sydney, Australia. Wendy, demikian namanya, rencananya berangkat wisata ke Bali pada akhir pekan di awal November ini.
Menderita lupus dan osteoporosis sehingga harus menggunakan kursi roda, Wendy beserta putrinya pun sudah datang lebih dini ke counter check in bandara maskapai penerbangan yang akan ditumpanginya. Harapannya tentu adalah agar ada tenggang waktu untuk menuntaskan semua prosedur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku tak tahu kenapa itu bisa terjadi... (nama) itu tertulis di mana-mana dan di kantor pos pun mereka sudah mengeceknya secara saksama," ujarnya.
Wendy, yang merupakan orang tua tunggal, langsung kecewa berat ketika diberi tahu bahwa dirinya tak bisa meninggalkan negaranya sebelum typo pada paspor itu dibenarkan. Putrinya sendiri diperkenankan naik ke pesawat.
BACA JUGA: Kasihan, Turis Ini Gagal ke Bali akibat Typo
Beda cerita dengan seorang pria di Inggris. Jangankan berencana liburan ke luar negeri, dirinya bahkan tidak bisa membuat paspor karena perkara nama.
Diketahui, nama pria tersebut adalah Kenny Fu-Kennard. Tentu jika dilafalkan dalam bahasa Inggris, pasti kamu sudah paham.
Aslinya, pria 33 tahun itu punya nama Kenny Kennard. Namun beberapa tahun lalu, Kennard mengubah namanya menjadi Fu-Kennard.
"Hidup ini terlalu singkat, jangan sampai membosankan. Saya memilih nama itu karena suka, lucu, dan berbeda dari orang lain," katanya seperti dilansir dari News Australia.
Kennard mengaku sudah 3 kali berganti nama. Dari Kenny Kennard, Coco Kennard, dan terakhir namanya yang sekarang. Memakai nama Fu-Kennard, dia tetap bisa membuat surat izin mengemudi alias SIM.
![]() |
Namun, beda halnya saat bikin paspor. Dia mendapati penolakan. Home Office, departemen pemerintahan Inggris yang menaungi imigrasi, menjelaskan bahwa ada aturan terkait pemberian paspor dan nama seseorang.
"Menurut pedoman resmi Home Office, pemohon paspor tidak boleh memiliki nama yang menyebabkan kemarahan dan pelanggaran. Termasuk, penggunaan kata-kata makian, eksplisit seksualitas, konotasi agama yang tidak pantas, vulgar, menyinggung, memanfaatkan nama orang lain dan nama yang dapat menimbulkan kekhawatiran publik," begitu informasi di situs resmi Home Office.
Apa daya, Kennard hanya bisa pasrah. Kalau memang masih mau mendapatkan paspor, dia harus berjuang dalam persidangan anggota parlemen pemerintah. Tentu menghabiskan banyak waktu dan birokrasi yang panjang.
"Saya kira nama saya lucu, karena semua teman-teman saya bilang begitu. Saya tidak menyangka nama saya malah dinilai vulgar dan jadi masalah sampai tidak bisa membuat paspor," keluhnya.
BACA JUGA: Ini Perbedaan Visa dan Paspor yang Wajib Kamu Ketahui
Kennard sendiri bekerja di suatu supermarket di Kota Cornwall. Terakhir kali dia keluar negeri pada 3 tahun lalu ke Sri Lanka, sebelum dia ganti nama yang sekarang. Dia pun sebenarnya ingin melanjutkan perjalanan ke berbagai negara Asia seperti ke Kamboja.
"Yah... saya masih bisa kasih makan rusa dan main di pinggir pantai. Sedih sih tidak bisa terbang keluar negeri, tapi saya tetap pada pendirian untuk tidak mengganti nama. Saya suka nama Fu-Kennard," tutupnya.
(aff/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum