Komitmen MRT & Wajah Baru Pariwisata Jakarta untuk Semua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Komitmen MRT & Wajah Baru Pariwisata Jakarta untuk Semua

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Sabtu, 16 Nov 2019 17:58 WIB
Ilustrasi MRT Jakarta (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Bicara tentang pariwisata Jakarta, tak terlepas dari andil MRT Jakarta. Perlahan, wajah Jakarta pun kian baru sesuai dengan slogan pariwisatanya.

Jakarta kini bukan Jakarta yang dulu. Ungkapan itu mungkin cocok untuk menggambarkan wajah kota metropolitan yang menjadi rumah dari banyak orang untuk mengadu nasib.

Jakarta yang dulu disesaki kemacetan di mana-mana, perlahan mulai cair. Trotoar untuk pejalan kaki pun kian lebar, begitu juga dengan budaya berpindah para penggunanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mundur ke beberapa bulan atau 9 bulan ke belakang, Jakarta punya moda transportasi terpadu atau yang kita kenal dengan MRT Jakarta. Studynya telah dipelajari sejak tahun 1989, tapi wujudnya baru benar-benar hadir pada 24 Maret 2019 kemarin.

Komitmen MRT & Wajah Baru Pariwisata Jakarta untuk SemuaFoto: Dok. MRT Jakarta
Di fase pertama ini, pihak MRT Jakarta telah menghadirkan 13 stasiun yang memanjang dari Selatan ke Utara (Lebak Bulus hingga Bundaran HI). Dalam prosesnya, pihak MRT Jakarta turut melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengubah wajah Jakarta yang semrawut.

"MRT ini ada 3 mandat. Kalau di luar cuma operate saja, cuma di MRT Jakarta ini agak unik. Satu kita ditugaskan untuk infrastruktr development, operation dan maintenance. Kita juga diminta jadi pengembang Transit Oriented Development (TOD), nantinya kita bikin stasiun komersial," ujar Operation and Maintenance Director MRT Jakarta, Muhammad Effendi dalam acara presentasi 'MRT Jakarta: Creating Collaboration to Become World Class,' di Gedung C, Depo MRT Jakarta Lebak Bulus, Jumat kemarin (15/11/2019).



Komitmen MRT & Wajah Baru Pariwisata Jakarta untuk SemuaOperation and Maintenance Director MRT Jakarta, Muhammad Effendi (Randy/detikcom)
Lewat fase pertama tersebut, pihak MRT Jakarta pun telah melakukan kolaborasi dengan pihak Pemprov DKI Jakarta. Outputnya pun telah tampak, minimal dalam sektor ekonomi.

"Dampaknya MRT buat Pemda, mereka pajak pasti naik NJOP naik. Setahun penda 240 T, proyeksi dari 13 stasiun," ujar Effendi.

Hanya yang lebih terasa, sektor pariwisata pun kian menggeliat di sekitar area yang dilewati oleh MRT Jakarta. Tengoklah area Blok M yang mulai berdenyut kembali, area Cipete yang kian disesaki oleh kafe kekinian, hingga Dukuh Atas yang menjadi hub hingga panggung banyak komunitas.

Komitmen MRT & Wajah Baru Pariwisata Jakarta untuk SemuaSpot budaya di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas (Tasya Khairally/detikcom)
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Effendi, hadir spot wisata baru atau TOD di sekitar area Stasiun Jakarta. Dihubungi terpisah, Alberto Ali selaku PLT Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta juga memuji MRT Jakarta yang dianggap telah berhasil mengubah wajah Jakarta.

"Wajah baru Jakarta dengan kehadiran MRT sangat mendukung sekali bagi perkembangan pariwisata Jakarta. Kemudahan aksesbilitas bagi wisatawan akan memberikan kemudahan dan kenyamanan wisatawan untuk mengunjungi destinasi-destinasi sesuai tujuannya. Di samping itu, keberadaan MRT itu sendiri menjadi objek wisata tersendiri. Banyak wisatawan nusantara yang datang ke Jakarta untuk mencoba merasakan moda transportasi tersebut," ujar Ali.



Namun, perubahan yang paling terasa adalah budaya masyarakat Indonesia dalam memakai moda transportasi. Kini semua orang dari berbagai kalangan bisa menikmati wajah baru Jakarta tanpa terkecuali.

"Kita mengubah orang dari culture lama ke culture baru, sekarang orang mulai suka naik MRT. Orang mulai suka jalan. Orang yang tadinya pakai kursi roda bisa jalan," tutup Effendi.

Pelan tapi pasti, Jakarta dan masyarakatnya mulai berubah menuju arah yang lebih baik. Pasti bisa.


(rdy/rdy)

Hide Ads