Heboh #SaveWisatawan di Sukabumi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Heboh #SaveWisatawan di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikTravel
Selasa, 31 Des 2019 19:21 WIB
#SaveWisatawan, cara pelaku wisata Sukabumi menolak pungli (Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi - Tempat-tempat wisata di Sukabumi gerah dengan aksi pungli dan premanisme. Spanduk beserta tagar #SaveWisatawan tersebar di jalanan Sukabumi.

Spanduk dengan latar belakang putih dan tulisan hitam berisi pesan 'Kota Ini Bebas Dari Pungli' tersebar di sejumlah tempat Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Selain tulisan itu di bagian bawah spanduk terdapat beberapa tagar diantaranya #SaveWisatawan, #PemudaKritisBersuara, #KamiAdadanSenyap.

Pantauan detikom, spanduk itu terlihat di Jalan Siliwangi, seputar kawasan hutan lindung dan pertigaan arah menuju Citepus. Beberapa warga mengaku tidak mengetahui siapa yang memasang spanduk tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin dipasangnya antara tengah malam atau pagi-pagi sekali, karena sekitar jam 23.00 WIB malam tadi tidak terlihat ada spanduk itu," kata Vinza warga di sekitar lokasi terpasangnya spanduk kepada detikcom, Selasa (31/12/2019).



Heboh #SaveWisatawan di SukabumiSpanduk tolak pungli di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

Detikcom kemudian menelusuri linimasa media sosial dan sejumlah halaman grup Facebook. Seorang warganet dengan nama 'Ginjal Astral' diduga sebagai pemasang spanduk-spanduk tersebut.

Selain foto-foto spanduk di sejumlah titik, ada salah satu foto menunjukkan seorang pria bertopi, kaus hitam dan celana pendek putih tengah berada di dekat spanduk yang terlihat persis berada di pertigaan Palabuhanratu - Citepus.

Detikcom mencoba mengirimkan pesan melalui aplikasi messenger Facebook. Namun belum ada respons dari pemilik akun tersebut.

Heboh #SaveWisatawan di SukabumiSpanduk itu jadi salah satu cara pelaku wisata memerangi aksi pungli dan premanisme. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)



Warga mengapresiasi pemasangan spanduk tersebut, pasca digulungnya komplotan preman pemalak dan peminta japrem (jatah preman) di kawasan wisata oleh polisi beberapa waktu lalu keberadaan spanduk itu dianggap meyakinkan wisatawan bahwa Palabuhanratu melawan aksi premanisme dan pungli.

"Mungkin sebagai bentuk perlawanan, bisa jadi seperti itu. Saya yakin pemasang spanduk mencintai kota ini dan ingin tetap menjaga Palabuhanratu dari aksi-aksi negatif segelintir oknum yang mencari keuntungan dengan cara tidak baik kepada wisatawan yang datang," kata Deni Abdul Halir, warga sekaligus pegiat wisata Palabuhanratu.




(aff/aff)

Hide Ads