Virus corona berdampak kepada segala aspek di China, bukan cuma di kota Wuhan tempat awalnya mewabah. Termasuk, soal pariwisata yang jadi cerita menyedihkan.
Dilansir dari AP, pemerintah China menambah hari libur Imlek. Bukan karena untuk merayakannya, tapi untuk mencegah penyebaran virus corona di negaranya.
BACA JUGA: Wuhan, 'Kota Mati' Akibat Virus Corona |
Hingga kini, dilaporkan 17 kota dalam status darurat akibat virus corona dengan 50 juta orang bak dikarantina karena tak boleh keluar dari kota-kotanya. Virus corona sendiri dinilai masih satu famili dengan SARS dan MERS-CoV.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona merupakan jenis virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS).
Virus corona menyebabkan gejala mulai dari yang ringan seperti flu biasa, batuk, pilek dan sakit tenggorokan hingga berat seperti gangguan pernapasan, sesak, dan demam berhari-hari. Paling parah, bisa membuat penderitanya sampai gagal ginjal dan meninggal dunia.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjadi kepanikan dan rasa cemas yang luar biasa di China akibat virus corona, terutama di kota Wuhan tempatnya pertama mewabah -- dan kini sudah disegel alias diisolasi. Suatu hal yang tidak diinginkan siapapun, sebab sejatinya 25 Januari kemarin adalah perayaan Tahun Baru Imlek yang dinanti.
Alhasil, virus corona pun berdampak pada sektor pariwisata dan perkonomian. Banyak event perayaan Imlek yang dibatalkan. Tak hanya di daratan utama China, tapi juga di Hong Kong.
Pemerintah Kota Shanghai melarang acara outdoor, baik itu untuk keagamaan dan event olahraga. Hong Kong melarang masuknya wisatawan dari China daratan ke kotanya.
Bahkan, banyak operator tur di China yang menghentikan perjalanan outbound (ke luar negeri). Tak ayal, wisatawan China kerap liburan ke berbagai belahan dunia.
"Itu akan memberikan dampak yang signifikan walau hanya dalam jangka waktu yang pendek," ujar Tommy Wu, pengamat dari Oxford Economics.
![]() |
Soal aspek pariwisata, dampak 'dikurungnya' warga China bakal mempengaruhi pendapatan di bidang penerbangan, akomodasi, dan tur wisata.
"Bagi negara lain seperti Filipina, Singapura, dan beberapa negara di Asia Tenggara akan mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan China. Itu sangat berdampak bagi pariwisata dan pendapatan ekonominya," terang Tommy Wu.
Apalagi, beberapa negara juga melakukan pemeriksaan ketat bagi wisatawan China yang datang. Asal tahu saja, virus corona sudah menyebar ke 13 negara seperti di antaranya Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, dan Singapura.
Belum ada angka yang pasti, berapa kerugian di bidang pariwisata terkait virus corona. Namun jika terus buruk keadaannya, pariwisata China akan mengalami penurunan signifikan termasuk bagi negara-negara yang jadi langganan kedatangan wisatawan China.
Hingga kini, sudah 80 pasien tewas di China akibat virus corona. Setelah mewabah di Wuhan, virus itu kini meluluhlantakkan pula pariwisata di Negeri Tirai Bambu. Dan Pemerintah China pun masih terus berupaya mencari solusinya.
(aff/krs)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!