Wuhan, 'Kota Mati' Akibat Virus Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wuhan, 'Kota Mati' Akibat Virus Corona

Putu Intan - detikTravel
Jumat, 24 Jan 2020 20:25 WIB
Karantina Wuhan menyebabkan kota sibuk ini kini lumpuh. (Foto: iStock)
Jakarta -

China dan berbagai negara di dunia selama seminggu terakhir telah melakukan berbagai upaya guna menangkal penyebaran virus corona. Wuhan yang telah terindikasi menjadi asal virus itu pun terpaksa harus dikarantina. Akses menuju dan keluar dari Wuhan telah dilarang oleh pemerintah.

Wuhan mungkin tak setenar Beijing atau Shanghai tetapi kota ini punya posisi strategis bagi perekonomian China. Ibu kota Provinsi Hubei ini merupakan kota terbesar ke-7 di China dengan jumlah penduduk mencapai 11 juta jiwa dan menjadi tempat berkumpulnya pebisnis dari berbagai negara.

Menurut catatan BBC, sebanyak 230 dari 500 perusahaan terbesar di dunia berinvestasi di sana. Kota ini juga disebut sebagai "dasar dari manufaktur hi-tech dan manufaktur tradisional".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut UNESCO, Wuhan memiliki keahlian dalam pembuatan jembatan, teknik kereta api berkecepatan tinggi, perencanaan kota yang tangguh dan industri teknologi yang tinggi.

Selain itu, Wuhan juga menjadi tempat berkembangnya seni desain. Kota ini tercatat pernah menjadi tuan rumah berbagai acara kesenian seperti Expo Media, Animasi, dan Game Baru, Pameran Taman Internasional ke-10, serta membangun platform kerja sama dengan berbakar pakar dan profesional dari China, Jepang, dan Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

Pendidikan di kota ini juga terbilang maju. Sebanyak 52 institusi pendidikan tinggi yang menampung lebih dari 700 ribu mahasiswa berdiri di sana. Dengan capaian tersebut, Wuhan menjadi kota dengan jumlah mahasiswa terbanyak di China.

Wuhan adalah kota metropolitan dan industrial. Wuhan adalah kota metropolitan dan industrial. (Foto: iStock)

Wuhan yang terletak di sepanjang Sungai Yangtze ini juga ramai dikunjungi orang dari berbagai negara. Pada zaman dahulu, Wuhan terkenal akan pelabuhan teh-nya dan menjadi bagian penting dalam Jalur Teh (Tea Road).

Masuk di era modern, Wuhan juga jadi tempat lalu lalang masyarakat dunia. Pada tahun 2016 misalnya, Bandara Internasional Wuhan menangani 20 juta penumpang dengan rute penerbangan langsung ke London, Paris, Dubai, dan berbagai kota lainnya di dunia.

Dengan tingkat mobilitas manusia yang tinggi inilah, virus corona akhirnya juga cepat menyebar ke berbagai negara. Orang Amerika Serikat (AS) dan dua orang Jepang yang terjangkit corona diketahui baru mengunjungi Wuhan. Sementara itu, pasien asal Korea Selatan justru tinggal di Wuhan. Di sisi lain, pasien asal Thailand terjangkit virus corona saat ia sedang berwisata di Wuhan.

Pasar Huanan diduga jadi awal penyebaran virus corona.Pasar Huanan diduga jadi awal penyebaran virus corona. (Foto: Istimewa)

Wuhan juga terkenal akan pasar daging dan seafood yang ramai dikunjungi masyarakat di sana. Tragisnya, Pasar Seafood Huanan yang terletak di tengah Kota Wuhan itu diduga menjadi asal mula penyebaran virus ini.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China, Gao Fu mengatakan,"virus corona yang menyebar dipercaya berasal dari hewan liar yang ada di Pasar Huanan".

Pasar ini dilaporkan Channel News Asia telah ditutup sejak 21 Januari lalu. Pasar Huanan sendiri menjual berbagai panganan yang tak biasa seperti daging musang, buaya, salamander, ular, tikus, sampai unta. Walaupun sebelumnya pemerintah telah melarang jual-beli daging satwa liar, permintaan pasar yang tinggi menyebabkan pasar itu masih terus beroperasi sampai akhirnya muncul virus corona tersebut.

Warga China beraktivitas dengan mengenakan masker agar tak tertular virus corona. Warga China beraktivitas dengan mengenakan masker agar tak tertular virus corona. (Foto: AP Photo/Dake Kang)

Kondisi terkini, Kota Wuhan digambarkan bagai 'kota mati'. Seorang warga Jepang, Minoru Okada yang tiba dari Wuhan ke Bandara Narita, Tokyo bercerita suasana di sana.

"Semua toko-toko tutup sejak kemarin dan tidak seorangpun berada di jalan. Semua orang mengenakan masker," ujarnya.

"Bus dan kereta bawah tanah berhenti beroperasi," lanjut Minoru.

Sementara itu, warga Wuhan juga mengeluh tidak bisa beraktivitas dengan normal akibat karantina yang dilakukan.

"Kami tidak lagi ke luar rumah," kata seorang pengguna asal Wuhan lewat platform media sosial Weibo. "Kami membutuhkan makanan dan desinfektan," imbuhnya lagi.

"Kami harap semua orang bisa mengerti bahwa kami merasa ini sudah seperti kiamat," tulis yang lain.

Hingga kini, belum diketahui sampai kapan karantina akan diberlakukan. Wuhan si kota metropolitan itupun untuk sementara lumpuh sampai penyebaran virus corona dapat teratasi.




(pin/krs)

Hide Ads