Amerika Serikat mulai menerapkan aturan baru terkait perjalanan dari China karena virus corona. China protes dan menyebutnya sebagai reaksi berlebihan.
Virus corona telah menewaskan nyaris 500 orang dari 25.400 kasus orang telah terinfeksi di lebih dari 20 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan dan menjadi perhatian internasional pada 30 Januari. Sejumlah negara pun membuat kebijakan agar wabah tak meluas.
Dilansir CNN, AS mengalihkan rute penerbangan warga negaranya yang terbang ke China melalui bandara tertentu untuk penyaringan. Pejabat pemerintah juga mendesak warga untuk tidak melakukan perjalanan ke Cina, mengeluarkan travel advisory tingkat 4.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan ada total 11 bandara yang ditunjuk untuk melayani orang Amerika yang telah bepergian ke sana dalam 14 hari terakhir. Bandara-bandara itu yakni Bandara Internasional John F. Kennedy, Bandara Internasional Los Angeles dan Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta.
Bandara-bandara itu memiliki fasilitas juga SDM yang mampu melakukan prosedur penyaringan yang telah ditingkatkan. Jika penumpang disaring dan tidak menunjukkan gejala virus corona, mereka akan dipesankan tiket ulang ke tujuan akhir dan diminta untuk mengkarantina diri sendiri di dalam rumah.
Senin lalu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China menuduh pemerintah AS bereaksi tidak tepat terhadap wabah tersebut.
"Bahkan, media dan para ahli Amerika meragukan keputusan pemerintah, mengatakan bahwa pembatasan pemerintah AS terhadap China ditolak oleh WHO," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.
"Bahwa AS beralih dari yang terlalu percaya diri menjadi ketakutan dengan reaksi berlebihan. Melarang masuknya orang asing yang melakukan perjalanan ke China pada 14 hari terakhir diduga melanggar hak-hak sipil alih-alih mengurangi risiko penyebaran virus," dia menambahkan.
Berdasarkan pembatasan baru yang mulai berlaku pada Minggu (2/2) malam, orang Amerika yang telah berada di Provinsi Hubei China dalam 14 hari terakhir dapat dikenakan karantina wajib selama dua minggu. Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Alex Azar.
Warga AS yang telah berada di bagian lain daratan China dalam 14 hari terakhir akan menjalani pemeriksaan di bandara yang ditunjuk. Lama karantina hingga dua minggu.
Untuk membantu mempercepat proses itu, petugas Bea Cukai dan maskapai akan mengidentifikasi penumpang yang termasuk dalam kategori pembatasan. Mereka diidentifikasi sebelum terbang.
"Setelah kembali ke AS, sangat penting bahwa individu menghormati arahan karantina sendiri untuk membantu melindungi publik Amerika," kata Sekretaris Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Chad Wolf dalam sebuah pernyataan.
Aturan baru itu juga berarti warga negara asing yang baru-baru ini berada di China untuk sementara waktu ditolak masuk ke Amerika Serikat.
TSA mengeluarkan arahan baru. Badan keamanan itu mengharuskan maskapai penerbangan untuk menanyakan kepada penumpang pada penerbangan dari luar Amerika Serikat apakah mereka bepergian ke China dalam dua minggu terakhir.
Warga China yang datang dari China dan datang melalui bandara asing lain akan ditolak. Mereka yang memiliki izin sebelum itu akan dibebaskan.
Selain itu, 15.000 ribu pilot AS meminta agar maskapai AS tak terbang ke China. Sejauh ini, tiga maskapai besar AS menyetop perjalanan ke Negeri Tembok Raksasa itu.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol