Virus Corona menyebar dengan cepat di Iran. Foto satelit menunjukkan, Iran sedang membangun kuburan massal di kota suci Qom.
Iran menjadi salah satu negara dengan pasien positif terinfeksi virus Corona cukup tinggi, ketiga setelah China dan Italia. Dilaporkan korban COVID-19 di negara itu mencapai 10.075 orang dengan 429 meninggal dunia.
Bahkan, Qom menjadi kota mati setelah dipastikan diserang virus Corona pada 29 Februari. Sejak itu pula dikabarkan ada aktivitas berlebihan di areal pemakaman raksasa di Qom. Bukan tidak mungkin, Iran sedang membangun kuburan massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto-foto satelit yang diambil oleh Maxar Technologies dari 1 Maret hingga 8 Maret menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di dalam pemakaman Behesht-e Masoumeh di Qom, kota paling parah oleh serangan Corona. Seperti dlaporkan CNN Travel, foto pada tanggal 1 Maret menunjukkan pembangunan deret kuburan baru, kemudian di hari selanjutnya muncul lebih banyak penggalian.
Foto pada periode bulan Maret itu dibandingkan dengan Oktober 2019. Di bulan Oktober 2019 itu, sebagian besar area pemakaman belum digunakan.
Dari gambar itu terlihat pemerintah Iran membangun dua lajur pemakaman dengan luas 100 yard yang bisa terlihat dari angkasa. Foto-foto itu menunjukkan bahwa kuburan sedang digali dengan tergesa-gesa, yang menggarisbawahi skala wabah di Iran - dan kesulitan yang dihadapi petinggi negara untuk menghentikan wabah itu.
Selain itu, yang kian menguatkan dugaan pembangunan kuburan massal, di area itu tampak seperti tumpukan kapur. Kapur biasanya digunakan di kuburan massal untuk membantu memperlambat pembusukan dan mengurangi bau. Sebelumnya, pemerintah Iran mengatakan mereka menggunakannya dalam penguburan jenazah Virus Corona.
Selain itu, CNN juga melaporkan, proses penguburan jenazah di Qom, Iran tak bisa dilakukan sesuai tradisi Islam. Pemimpin makam Bahest-e Masoumeh, Ali Ramezani, bilang pemakaman tak bisa dilakukan secepatnya karena jenazah harus dites corona lebih dulu.
Yang kedua, tradisi untuk memandikan jenazah sebelum dikubur juga tak bisa dilakukan. Dua staf pemakaman di sana menyebut dalam beberapa kasus tindakan pencegahan terkait dengan wabah itu membuat mereka harus melanggar aturan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum