Mahasiswa Menari Hibur Awak Kabin di Penerbangan Terakhir SQ

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mahasiswa Menari Hibur Awak Kabin di Penerbangan Terakhir SQ

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 31 Mar 2020 17:04 WIB
Aksi tari di penerbangan terakhir SQ dari NZ.
Foto: (New Zealand School of Dance/Facebook)
Singapura -

Maskapai Singapore Airlines atau SIA merupakan salah satu yang terdampak akibat corona. Di penerbangan terakhirnya, mereka dapat apresiasi yang tak biasa.

Akibat pandemi corona atau Covid-19, maskapai SIA asal Singapura mau tidak mau memangkas mengumumkan pengurangan kapasitas sebesar 96% dari total kapasitas yang semula dijadwalkan hingga akhir April 2020. Kebijakan itu muncul seiring semakin ketatnya kontrol perbatasan di seluruh dunia selama sepekan terakhir guna mengendalikan wabah COVID-19.

Hal ini akan menyebabkan grounding terhadap sekitar 138 dari total 147 armada milik SIA dan SilkAir, di tengah tantangan terbesar yang dihadapi SIA Group selama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, salah satu tugas terakhir dari maskapai SQ adalah untuk membawa para warganya yang masih terdampar di negara asing. Khususnya sebelum penutupan atau lockdown terjadi.

Kisah menyentuh pun terjadi dalam penerbangan terakhir SIA dari Selandia Baru ke Singapura yang berisi para warganya beberapa waktu lalu. Kebetulan, PM Selandia Baru mengumumkan status lockdown untuk negaranya terhitung sejak 26 Maret 2020 lalu seperti diberitakan media Mothership.

ADVERTISEMENT

Dalam penerbangan terakhir SIA dari Selandia Baru, ikut serta enam warga Singapura yang merupakan penari yang menuntut ilmu di New Zealand School of Dance di Wellington. Tak disangka, mereka melakukan sebuah aksi sebagai bentuk ucapan terima kasih seperti diberitakan media Stuff.

Diunggah lewat laman resmi Facebook New Zealand School of Dance pada 25 Maret lalu seperti dilihat detikcom, Selasa (31/3/2020), tampak video berdurasi 2 menit yang menampilkan aksi keenam pelajar tersebut.

Ketika kabin pesawat sudah kosong, mereka berenam menyanyi dan memperagakan lagu Maori atau The Waiata di atas pesawat secara lengkap. Dijelaskan oleh mereka, kalau itu merupakan ungkapan terima kasih pada maskapai SIA yang telah menjalankan tugasnya dengan baik.

"Kami membagikan 'Waiata' sekolah kami pada para kru yang luar biasa yang telah mengangkut grup kecil kami pulang setelah 10 jam perjalanan dari apa yang mereka sebut penerbangan penyelamatan, dan yang terakhir oleh Singapore Airlines ke Selandia Baru," ujar mereka.

Tak hanya pihak maskapai SIA dan warganet saja yang dibuat terpukau oleh aksi mengharukan dari keenam pelajar tersebut, juru bicara parlemen Singapura Tan Chuan-Jin juga mengemukakan kekagumannya via laman Facebook pribadinya.

"Terimakasih SQ! Saya tahu seberapa jauh kalian berusaha untuk membawa warga Singapura pulang. Bertahanlah. Langit akan kembali cerah, dan layaknya orang Singapura, kami akan terbang dan menyala kembali!" tulis Tan.




(rdy/ddn)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Drama Penerbangan di Tengah Pandemi
Drama Penerbangan di Tengah Pandemi
69 Konten
Industri penerbangan merupakan salah satu sektor yang paling terkena dampak pandemi Corona. Berbagai maskapai mengandangkan pesawatnya. PHK pun membayangi.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads