Virus Corona Datang, Langit India pun Biru

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Virus Corona Datang, Langit India pun Biru

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 01 Apr 2020 23:18 WIB
PM India Narendra Modi meminta warganya untuk mengisolasi diri selama 14 jam guna membatasi penyebaran COVID-19. Begini suasana di New Delhi, India.
Foto: Getty Images/Yawar Nazir
New Delhi -

India melakukan lockdown (penguncian wilayah) sejak 24 Maret untuk mencegah penyebaran virus Corona. Tapi, rupanya ada dampak lain yang cukup signifikan, polusi udara di negara itu menurun.

Perdana Menteri India Narendra Modi menerapkan kebijakan lockdown ketat untuk menangani pandemi virus Corona COVID-19 selama 21 hari. Yakni, dengan mengunci 80 kota distrik dan menghentikan semua bisnis selain makanan, farmasi, serta layanan komunikasi dan finansial.

Belum sepekan diterapkan, kebijakan lockdown itu memantik kerusuhan. Muncul kelaparan, bahkan kematian saat warga India pulang kampung karena tak lagi memiliki penghasilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, ada sisi positif akibat lockdown India itu. Berhentinya denyut kehidupan negara berpenduduk 1,3 miliar itu membuat polusi udara yang sudah parah mendapatkan penawarnya. Ya, selama lockdown itu penduduk diwajibkan tinggal di rumah. Selain itu, pabrik, pasar, toko, dan tempat ibadah ditutup, kemudian sebagian besar transportasi umum ditangguhkan. Begitu pula dengan pekerjaan konstruksi dihentikan.

Saat ini, data menunjukkan bahwa partikel mikroskopik berbahaya, yang disebut PM 2.5, dan nitrogen dioksida, di kota-kota utama di India turun drastis. Bahan itu dihasilkan oleh kendaraan dan pembangkit listrik.

ADVERTISEMENT
Virus Corona Datang, Langit India pun BiruFoto: Reuters

Partikel mikroskopik PM 2.5, yang berdiameter lebih kecil dari 2,5 mikrometer, dianggap sangat berbahaya karena dapat masuk ke dalam paru-paru dan masuk ke organ lain melalui aliran darah.

Langit di India pun menjadi biru. Sebelum lockdown diterapkan, India memiliki 21 dari 30 kota paling tercemar di dunia. Itu berdasarkan Laporan Kualitas Udara Dunia 2019 AirVisual.

Di ibu kota negara, New Delhi, data pemerintah menunjukkan rata-rata konsentrasi PM 2,5 turun 71 persen dalam waktu sepekan. Dari 91 mikrogram per meter kubik pada 20 Maret, menjadi 26 mikrogram pada 27 Maret. Angka itu belum aman sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganggap batasnya harus di bawah 25.

Sementara itu berdasarkan data Dewan Kontrol Polusi Pusat (CPCB), bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup India, dikumpulkan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), nitrogendioksida (NO2) turun dari 52 per meter kubik menjadi 15 pada periode yang sama. Itu menunjukkan penurunan hingga 71 persen.

Kota lain, Mumbai, Chennai, Kolkata, dan Bangalore juga mencatatkan penurunan polusi udara.

"Saya belum pernah melihat langit biru di Delhi selama 10 tahun terakhir," kata Jyoti Pande Lavakare, salah satu pendiri organisasi lingkungan India, Care for Air, dan penulis buku "Breathing Here is Injurious To Your Health."

"Ini adalah hikmah dari krisis yang mengerikan ini sehingga kita bisa melangkah keluar dan bernafas," dia menambahkan.

Sejauh ini, di India muncul 1.637 kasus dengan 45 meninggal dunia dan sembuh 148.




(fem/ddn)

Hide Ads