Suaminya Meninggal Karena Corona, Wanita Ini Tuntut Kapal Pesiar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Suaminya Meninggal Karena Corona, Wanita Ini Tuntut Kapal Pesiar

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 21 Apr 2020 23:13 WIB
Penumpang kapal pesiar Princess Cruises
Foto: Susan dan Michael Dorety (dok. Istimewa)
San Fransisco -

Seorang wanita asal Texas akan menuntut kapal pesiar Princess Cruises. Suaminya meninggal gegara Corona dan pihak kapal pesiar diminta bertanggung jawab.

Susan Dorety meminta pertanggungjawaban pihak kapal pesiar Princess Cruises atas kematian suaminya, Michael Dorety. Michael diketahui meninggal dunia karena virus Corona di kapal tersebut.

Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (21/4/2020), Susan dan Michael merupakan penumpang dari kapal pesiar Princess Cruises. Mereka berdua naik dari San Fransisco pada tanggal 21 Februari silam.


Rencananya Susan dan Michael akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 40. Namun rencana tersebut jadi kacau balau karena ada 2 orang penumpang kapal pesiar tersebut yang positif terinfeksi virus Corona.

2 Orang tadi akhirnya menulari puluhan orang lainnya, jadilah reaksi berantai penyebaran virus Corona di kapal pesiar tersebut. Susan dan Michael termasuk penumpang yang positif terinfeksi Corona.


Sayangnya, nasib Michael tidak seberuntung Susan. Michael meninggal dunia karena Corona, sementara Susan berhasil selamat dan sembuh. Lewat pengacaranya, Susan pun menuntut kapal pesiar untuk bertanggung jawab.

"Seharusnya mereka tidak diizinkan masuk ke dalam kapal. Mereka (kapal pesiar -red) seharusnya memperingatkan mereka tentang bahaya itu. Mereka harusnya mengetes para penumpang dan mereka seharusnya tidak mengeluarkan kapal itu lagi," kata Rusty Hardin, pengacara Susan seperti dikutip dari New York Post.


Tuntutan Pengacara Susan

Pihak pengacara Susan mengklaim Princess Cruises mengetahui ada 2 orang penumpangnya yang positif Corona, sebelum pasangan Susan dan Michael naik ke atas kapal pesiar. Tapi baru 4 hari kemudian, muncul email ke penumpang yang sudah turun dari kapal pesiar yang memberitahukan bahwa ada penumpang yang terpapar Corona.

Pihak kapal pesiar justru tidak menginformasikan hal tersebut kepada penumpang yang baru naik seperti Susan dan Michael. Faktanya, pihak kapal pesiar bahkan tidak melakukan karantina selama 2 pekan sejak penumpang naik ke kapal pesiar.


Selama di kapal pesiar, Michael pun menunjukkan gejala seperti tertular virus Corona. Istrinya pun menghubungi pihak emergency beberapa kali, tapi tidak mendapat balasan.

Susan akhirnya berhasil meyakinkan kru kapal pesiar untuk memeriksa keadaan suaminya, sekitar 3 hari sejak Michael pertama kali merasakan gejala COVID-19. Begitu diperiksa, pihak medis malah menyalahkan Susan kenapa tidak memberi tahu sebelumnya.

"Pihak CDC melihat Michael dan merasakan tanda bahaya. Mereka bertanya, kenapa tidak membawa Michael lebih cepat? Susan menjelaskan, sudah 2 hari terakhir dia menghubungi pihak emergency untuk segera membawa suaminya turun dari kapal tapi tak digubris," kata Rusty.


Akhirnya Michael pun dibawa ke rumah sakit dan dites positif terinfeksi COVID-19. Di hari-hari terakhirnya, Susan dan anak-anaknya hanya bisa berkomunikasi lewat telepon dengan Michael. Sampai akhirnya Michael harus meninggal sendirian dalam isolasi tanpa ditemani Susan dan anak-anaknya.


Tanggapan Princess Cruises

Sementara itu, pihak Princess Cruises tidak mau memberikan komentar untuk kasus yang masih berjalan tersebut. Tapi Princess Cruises bisa memahami perasaan Susan yang ditinggal pergi suaminya untuk selama-lamanya.

"Princess Cruises ikut merasakan kesulitan akibat COVID-19 yang dialami oleh para tamu dan kru kami. Respons kami selama melewati proses ini adalah fokus dengan kondisi para tamu kami dan kru dengan parameter yang telah diberikan oleh pemerintah dan dinas terkait," ujar perwakilan perusahaan tersebut.


Sementara itu, pihak pengacara Susan yang diwakili Rusty, hanya ingin agar kejadian ini tidak terulang kembali.

"Tentu saja banyak hal terjadi dengan virus itu dan tidak ada seorang pun yang bisa disalahkan. Tapi ini adalah kejadian yang berbeda," tegas Rusty.


"Orang-orang ini bertanggung jawab untuk memperhatikan orang lain yang tahu akan risiko, tidak memberitahu orang-orang akan resiko, mengambil uang mereka lewat pesiar yang kemungkinan orang bisa tertular. Mereka melakukan itu. Jadi Susan tidak ingin hal ini terjadi kembali," pungkas Rusty.

Pihak CDC menyebut kasus positif COVID-19 kapal pesiar Grand Princess dan Diamond Princess mencapai 800 orang. Sedangkan korban jiwa mencapai lebih dari 10 orang.

Halaman 2 dari 3
(wsw/ddn)

Hide Ads