Sejak dibukanya kembali Wuhan pada 8 April 2020, kegiatan di kota yang diduga menjadi awal penyebaran COVID-19 itu perlahan berjalan normal. WNI di sana juga mengatakan kondisi di sana mulai ramai kembali.
Salah seorang WNI yang saat ini sedang kuliah di Wuhan, Humaidi Zahid mengatakan ia melihat keramaian dari balik gerbang kampusnya. Ia sendiri belum diperbolehkan ke luar dari area kampus kendati lockdown sudah usai.
"Ini saya kemarin sempat mengintip ke luar pintu gerbang. Itu di luar sudah ramai. Sudah ramai banget, jadi orang-orang itu sudah mulai bekerja normal. Jadi kebetulan kampus saya ini dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan, itu orang-orang sudah ramai," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, tak hanya ramai mobilisasi orang di dalam kota Wuhan, Humaidi juga melihat rombongan orang dari luar kota pun saat ini bisa masuk ke Wuhan.
"Jadi awal-awal dibuka status lockdownya itu, banyak orang rombongan balik dari kampung kembali ke Wuhan untuk bekerja. Satu mobil isinya 10 orang bawa tas-tas gitu," ujarnya.
![]() |
Saat ini orang-orang Wuhan memang sudah diperkenankan untuk bekerja kembali. Selain itu pusat perbelanjaan dan toko-toko pakaian juga sudah dibuka. Tempat wisata seperti taman-taman di Sungai Yangtze juga sudah menerima kunjungan dari orang-orang yang merindukan udara segar dan sinar matahari.
Meskipun begitu, Humaidi menuturkan, dihapuskannya lockdown ini tidak berarti Wuhan benar-benar bebas dari serangan COVID-19. Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan pada 9 Mei, ditemukan 14 kasus baru di Wuhan. Humaidi juga menuturkan mengenai kekhawatiran akan COVID-19 gelombang kedua yang kabarnya sempat ia dengar.
"Ada ketakutan gelombang kedua karena ada banyak kasus tanpa gejala," katanya.
Oleh sebab itu, sampai saat ini pun setiap orang di Wuhan harus tetap menaati protokol pencegahan penularan COVID-19, seperti wajib mengenakan masker dan menjaga jarak sosial. Tak hanya itu, orang-orang Wuhan dan Hubei juga wajib memiliki green card yang menunjukkan bahwa orang tersebut sehat ketika hendak bepergian.
"Kalau mau naik transportasi itu harus pakai green card, kartu hijau yang menunjukkan bahwa kita sehat. (Bentuknya) bisa berupa kartu tapi kebanyakan berupa kode-kode QR. Jadi kita mengisi data di database di Provinsi Hubei, ada aplikasinya, nanti kita akan dapat kode QR, nanti discan seperti mau naik kendaraan umum, seperti bus atau metro atau taksi juga," katanya.
![]() |
Guna meminimalisir penularan COVID-19, Humaidi juga menceritakan bahwa sistem operasi transportasi saat ini belum kembali normal seperti sebelum pandemi. Pemerintah memberlakukan pembatasan rute hingga penumpang.
"Umpamanya ada 5 titik pemberhentian bus, itu sekarang dibatasi cuma 3 pemberhentian. Terus seumpama satu bus itu isinya 12 orang, sekarang dibatasi hanya untuk 6 orang," ujarnya.
Wuhan sendiri sudah kembali mengoperasikan kereta, bus, dan pesawat dari Wuhan ke pusat kota China. Jalan raya, jembatan, terowongan sampai kapal feri juga sudah beroperasi secara normal. Di awal pembukaan lockdown, kondisi lalu lintas sempat macet.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol