Traveler pernah mendengar Kepulauan Galapagos? Ya, kepulauan di kawasan Ekuador ini mulai terkenal sejak Charles Darwin mengungkap teori evolusi. Sampai sekarang, Galapagos masih dianggap sebagai tempat terbaik di dunia untuk melakukan observasi mengenai evolusi mahkluk hidup.
Saat ini, kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik itu rupanya juga tak lepas dari serangan pandemi Corona. Pemerintah Galapagos mengatakan, kasus Corona pertama di kepulauan itu berasal dari Gyataquil, sebuah kota di pesisir pantai yang rumah sakitnya tak mampu menangani korban Corona dan pasien meninggal dibiarkan tinggal di rumah selama beberapa hari.
Kasus COVID-19 di Galapagos telah mencapai 107 kasus dimana 50 di antaranya merupakan kru kapal pesiar Celebrity Flora yang berlabuh di Galapagos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena minim fasilitas kesehatan, Galapagos akhirnya menutup diri dari kunjungan wisatawan agar COVID-19 tak semakin menyebar. Padahal, kepulauan ini amat menggantungkan diri dari sektor pariwisata.
![]() |
Kunjungan wisatawan yang semula mencapai 800 orang per hari, kini menjadi nol akibat isolasi yang dilakukan. Galapagos kehilangan pendapatan pariwisata sebesar USD 50 juta.
"Pondasi ekonomi kami telah jatuh secara keseluruhan," ujar Gubernur Galapagos, Norman Wray sebagaimana diwartakan Associated Press.
"Kondisi ini mengubah total masa depan wisata Galapagos," imbuhnya.
Berdasarkan laporan Associated Press, sebanyak 30.000 penduduk Galapagos telah kehilangan pekerjaannya. Salah satu pemilik hotel di Pulau Santa Cruz, Galapagos juga angkat bicara mengenai kondisi terkini di pulau itu.
Cardoso yang sehari-hari menyewakan 6 kamar hotel sampai mengatakan bahwa kondisi ini adalah mimpi buruk yang harus dihadapi. Dalam kondisi normal, okupansi hotelnya mencapai 75 persen dalam setahun. Namun saat ini seluruh reservasi telah dibatalkan sampai bulan Juli.
![]() |
Tak hanya kegiatan pariwisata yang sementara terhenti, berbagai riset mengenai kelautan dan burung yang biasanya dilakukan di sana juga dihentikan. Masyarakat di sana kini lebih fokus untuk bertahan hidup dengan menanam wortel, lada, dan tomat agar tak kelaparan.
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti kapan Galapagos akan kembali membuka diri. Pemerintah Ekuador mengizinkan pembukaan dilakukan dalam 3 tahap.
Akan tetapi tahap akhir pembukaan juga bukan berarti Galapagos akan beraktivitas secara normal. Batasan tetap dilakukan termasuk tidak membuka penerbangan nasional dan internasional.
Bagi banyak penduduk kepulauan tersebut, pandemi ini telah membuat mereka merenungkan kembali hubungan mereka dengan alam, industri, dan pariwisata. Beberapa dari mereka mempertanyakan apakah mereka tetap harus bergantung pada pariwisata. Sementara yang lainnya memandang bahwa mereka perlu hidup mandiri.
Cardoso si pemilik hotel justru banyak belajar dari satwa di Galapagos. Ia teringat teori Darwin mengenai burung finch, penguin, dan kura-kura di sana.
"Kami harus mempraktikkan pelajaran sejarah. Kita harus beradaptasi," pungkasnya.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum