Waduh, Data 9 Juta Konsumen EasyJet Terancam Bocor Akibat Diretas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Waduh, Data 9 Juta Konsumen EasyJet Terancam Bocor Akibat Diretas

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 20 Mei 2020 14:15 WIB
Pesawat easyJet
Foto: Dok. easyJet
Jakarta -

Maskapai berbiaya rendah asal Inggris, EasyJet, mengumumkan bahwa peretas telah mengakses email dan data penerbangan dari sekitar 9 juta pelanggan mereka. Selain itu sebanyak 2.000 rincian kartu kredit milik konsumen juga diretas dengan teknologi canggih itu.

Temuan ini disampaikan pihak EasyJet pada Rabu (20/5/2020) melalui sebuah pernyataan. Kendati telah ditemukan adanya peretasan, pihak EasyJet mengatakan bahwa tindakan tersebut belum sampai pada penyalahgunaan informasi pribadi.

"Kami menangani masalah keamanan ini dengan sangat serius dan terus berinvestasi untuk lebih meningkatkan keamanan di lingkungan kami," kata pihak EasyJet dalam sebuah pernyataan di bursa saham sebagaimana diwartakan Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menyelidiki kasus tersebut, EasyJet telah melibatkan ahli forensik digital terkemuka. Mereka juga telah melapor pada Kantor Komisaris Informasi dan Pusat Keamanan Siber Nasional.

Peretasan data pelanggan seperti ini bukanlah kali pertama terjadi. Sebelumnya maskapai British Airways juga mengalami pencurian rincian kartu kredit milik ratusan ribu pelanggannya. Maskapai Cathay Pasific juga mengalami hal serupa. Saat ini, peretas telah meningkatkan upaya mereka untuk menargetkan perusahaan besar dan data pelanggan yang mereka miliki.

ADVERTISEMENT

Maskapai EasyJet sendiri saat ini sedang menghentikan sebagian besar penerbangannya karena pandemi COVID-19. Sebelumnya pada akhir Maret 2020, maskapai itu mengumumkan akan rehat melakukan penerbangan komersial selama 2 bulan. Sebanyak 4.000 karyawan juga diminta untuk cuti.

Sementara itu pada 20 April, EasyJet mengeluarkan pernyataan bahwa maskapai itu akan mengudara dengan mengosongkan kursi tengah sebagai bagian dari perlindungan konsumen.

"Berdasarkan diskusi kami dengan EASA (Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa), kemungkinan ada cara baru untuk beroperasi. Cara itu termasuk membiarkan kursi tengah kosong untuk menciptakan lebih banyak ruang bagi penumpang," kata juru bicara EasyJet seperti dikutip dari CNN Travel, Senin (20/4/2020).




(pin/ddn)

Hide Ads