Inggris Terapkan Karantina Ketat Bagi Pendatang dari Luar Negeri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Inggris Terapkan Karantina Ketat Bagi Pendatang dari Luar Negeri

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Minggu, 14 Jun 2020 07:14 WIB
Inggris terapkan pembatasan sosial di wilayahnya untuk putus rantai sebaran Corona. Kota London yang jadi destinasi wisata populer pun kini sepi dari wisatawan.
Foto: London di tengah COVID-19 (Getty Images)
London -

Jumlah kasus Corona yang masih tinggi membuat Inggris menerapkan karantina yang ketat bagi pendatang asing. Pelanggar akan dikenakan denda dengan jumlah besar.

Seperti dikutip dari Travel+Leisure, pemerintah Inggris memberlakukan karantina selama dua minggu bagi siapa saja yang datang ke negara itu. Pendatang asing maupun warga yang kembali ke Inggris harus mengisi formulir kesehatan 48 jam sebelum tiba, lengkap dengan rincian kontak dan alamat mereka ketika nanti dikarantina.

Jika pendatang menolak memberikan kontak secara detail, maka mereka akan mendapat denda hingga 100 poundsterling atau sekitar Rp 1,7 juta. Tak hanya itu, jika tidak mengisolasi diri dengan benar, maka pendatang pun akan mendapat denda yang lebih besar, yaitu sekitar Rp 17 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurut pemerintah setempat bagi warga yang bepergian di Inggris, atau dari Irlandia, Kepulauan Channel atau Isle of Man tidak perlu melalui karantina. Menurut AFP, otoritas Inggris juga masih mengkaji pengecualian dalam beberapa kasus, di antaranya untuk pengemudi truk dan pekerja layanan kesehatan.

ADVERTISEMENT


Pemberlakuan karantina selama 14 hari diterapkan karena Inggris tercatat masih memiliki kasus Corona dengan jumlah tinggi yaitu lebih dari 288.800. Menurut Universitas Johns Hopkins, Inggris masuk ke urutan keempat kasus Corona tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil dan Rusia. Tercatat lebih dari 40.000 orang meninggal karena virus Corona di Inggris.

Bagi pendatang yang berada dalam masa karantina disarankan untuk tidak keluar dengan alasan apapun, termasuk berbelanja makanan jika masih memungkinkan. Mereka diimbau untuk lebih memilih layanan pengiriman.

Akan tetapi, kebijakan karantina di Inggris ternyata mengundang kritik dari perusahaan maskapai yang menganggap bulan Juli dan Agustus adalah dua bulan utama bagi pariwisata Inggris. Banyak pelaku pariwisata yang telah kehilangan pekerjaan mereka selama wabah COVID-19.

"Ribuan hotel, ribuan tempat wisata, restoran dalam beberapa bulan ke depan, Juli dan Agustus adalah dua bulan utama bagi pariwisata Inggris," ujar Kepala Eksekutif Ryanair, Michael O'Leary kepada Associated Press.

"Kami menghadapi ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan karena karantina bodoh dan tidak efektif," tambahnya.

Sedangkan menurut Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, tindakan karantina akan melindungi kesehatan karena kasus-kasus impor akan menjadi ancaman yang lebih signifikan.




(elk/ddn)

Hide Ads