Intip Bukit Lawang, Tempat Bule Terjebak dengan Orang Utan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Intip Bukit Lawang, Tempat Bule Terjebak dengan Orang Utan

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 19 Jun 2020 16:06 WIB
Orang utan di Bukit Lawang
Orang utan di Bukit Lawang (Getty Images/iStockphoto/Rita Enes)
Langkat -

Dua turis Inggris terjebak di Bukit Lawang, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara. Masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, kawasan itu rumah orang utan.

Kisah itu dialami oleh Jeff Yip (37) dan Zuzana Barancova (36). Mereka tak bisa meninggalkan Indonesia karena penerbangan di bulan April dibatalkan gegara pandemi virus Corona.

Bukannya menyesal, mereka justru bersyukur bisa tinggal lebih lama di Bukit Lawang. Mereka bilang tinggal di surga selama di sana. salah satu pengalaman paling berkesan bagi Yip dan Barancova adalah saat diundang untuk turut merayakan lebaran.

Tak cuma ramah masyarakatnya, Bukit Lawang memang memiliki daya pikat hutan tropis yang menjadi habitat orang utan. Di situs resmi Taman Nasional Gunung Leuser disebutkan berdasarkan peta tutupan lahan, lebih dari 90% tutupan lahan di Bukit Lawang masih berupa hutan primer.

"Kawasan itu merupakan habitat dan daerah jelajah orang utan Sumatera yang menjadi ikon kunjungan wisata ke Bukit Lawang. Itu juga yang menjadi aktivitas utama wisatawan, melihat langsung orang utan," kata Fitriana Saragih, Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, yang dihubungi detikTravel, Jumat (19/6/2020).

Kawasan Bukit Lawang merupakan habitat alami dari berbagai jenis satwa liar yang memiliki wilayah jelajah tertentu. Kawasan ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi, sebagian besar merupakan hutan hujan tropis mulai dari hutan primer Dipterocarpaceae dan hutan primer campuran.

Fitriana Saragih, Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar TN Gunung LeuserFitriana Saragih, Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar TN Gunung Leuser (dok. pribadi)


Kawasan itu secara umum didominasi oleh tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae, Meliaceae, Burseracea, Euphorbiacae, dan Myrtaceae. Pohon-pohon besar dengan diameter di atas 1 meter (di antaranya adalah pohon kayu jeni damar, meranti, dan kayu raja) masih didapatkan pada jalur-jalur yang relatif mudah dicapai.

Selain itu, Bukit Lawang memiliki tiga spesies primata, yakni orang utan Sumatera (Pongo pygmaeus abelli), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan kedih (Prisbytis sp.). Juga ada, siamang (Hylobates syndactilus), white handed gibbon (Hylobates lar), dan beruk (Macaca nemestrina). Fauna lainnya adalah burung rangkong (Buceros rhinoceros), srigunting batu (Dicrurus paradiceus), elang (Haliartus sp).

"Kata-rata harian pengunjung Bukit Lawang berdasarkan data 2019 adalah 54 orang," kata Fitri.

"Sementara itu, terkait paket wisata yang buat dari agen perjalanan, kalau Taman Nasional Gunung Leuser hanya tarif PNBP tiket masuk dan canopy trail," dia menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiket Masuk Bukit Lawang



Bagi pengunjung lokal, biaya masuk Bukit Lawang dibanderol Rp 5.000 sedangkan wisatawan asing Rp 150 ribu. Dengan biaya itu, pelancong bisa menemukan visitor centre, jalan trail, canopy trail, camping ground, pintu gerbang kawasan, papan informasi, dan toilet.

Turis juga bisa melakukan bermacam-macam kegiatan wisata di sana, di antaranya jungle track, pengamatan flora dan fauna, menjelajah gua, mengarungi jeram Sungai Bahorok dengan ban (tubbing), menikmati keindahan air terjun, mandi di sungai yang jernih, berkemah di area camping ground, berpetualang dan menyingkap rahasia hutan hujan tropis Sumatera, serta menyaksikan atraksi budaya masyarakat yang beragam dan menikmati kuliner khas lokal.

Akses ke Bukit Lawang



Untuk mencapai Bukit Lawang, dapat ditempuh melalui perjalanan darat dari kota Medan (ibukota Provinsi Sumatera Utara) melewati kota Binjai. Andai traveler memilih kendaraan umum bisa melalui terminal bus Pinang Baris Medan atau kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam perjalanan dengan jarak sekitar 80 km.

Menggunakan kendaraan umum Minibus/Angkot "Pembangunan Semesta" dari Terminal Pinang Baris di Medan menuju Tangkahan, perjalanan kurang lebih 2,5 jam. Sementara itu, andai pelancong menggunakan kendaraan pribadi atau rental (milik perorangan/biro travel), perjalanan kurang lebih 2,5 jam.


Hide Ads