Meriam Si Jagur yang terletak di Kota Tua, Jakarta dihiasi bentuk jempol yang terjepit di antara telunjuk dan jari tengah. Banyak traveler yang menyangka itu bermakna mesum, betulkah?
Meriam Si Jagur berdiri gagah di tengah-tengah taman belakang Museum Fatahillah atau yang sekarang dikenal dengan nama Museum Sejarah Jakarta.
Meriam itu memang cukup unik sehingga mudah menarik perhatian pengunjung. Di ujung bagian belakang meriam terdapat tangan wanita yang memakai gelang, lengkap dengan bordir. Sudah begitu, posisi ibu jari yang diapit antara telunjuk dan jari tengah dikonotasikan dengan tindakan mesum. Sebagian lagi memaknai sebagai tanda kesuburan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Aksi' ibu jari kejepit itu dikonotasikan sebagai tindakan mesum. Tapi, rupanya jari kejepit pada Meriam Si Jagur itu tak berarti negatif, kok.
Selma Isnaini, pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta, dalam tur virtual "Landmark Ikonik Jakarta" bersama Atourin tengah pekan ini yang menjelaskannya.
"Simbol jempol kejepit itu sering dianggap tidak sopan, padahal artinya adalah 'fico' atau keberuntungan," kata Selma.
Meriam si Jagur merupakan gabungan dari 16 meriam kecil yang berhasil direbut oleh Belanda saat menang pertempuran di Malaka. Meriam tersebut dilebur menjadi satu menjadi Meriam Si Jagur yang berukuran besar.
Salma bilang ada takhayul yang menyertai ketika Meriam si Jagur baru ditemukan. Orang-orang percaya bahwa meriam ini bisa membantu perempuan yang ingin segera mengandung.
"Ada takhayul, kalau perempuan ingin punya anak duduk di atas meriam akan segera hamil," katanya.
Orang-orang pun berbondong-bondong duduk di atasnya, sehingga kini meriam si Jagur diberi pagar serta dijadikan lebih tinggi agar tak ada orang yang menaikinya.
Sebelum berada di halaman belakang Museum Fatahillah, Meriam Si Jagur berada di halaman depan museum dan beberapa orang menaruh sesajian bunga di dekat meriam.
Julukan Si Jagur
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Meriam si Jagur dibuat di Makau, China oleh orang Portugis bernama Manoel Tavares Bocarro.
Meriam ini diletakkan di benteng St jago de Barra di Makau, sehingga muncullah julukan Si Jagur.
Meriam si Jagur dipindahkan dari Makau ke Malaka saat Portugis berkuasa pada awal abad ke-16. Meriam tersebut diboyong ke Batavia oleh Belanda setelah menguasai Malaka pada 1641.
Mitos Kesuburan Meriam Si Jagur
Bagi sebagian pelancong, bahkan turis mancanegara, jempol kejepit di Meriam Si Jagur itu dipercaya menjadi simbol kesuburan. detikTravel mendapatkan informasi itu dari salah satu pengurus koleksi dan perawatan Museum Fatahilah.
Meriam Si Jagur itu kerap didatangi oleh traveler yang sedang berupaya untuk mendapatkan momongan. Itu bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Traveler jomblo juga ada yang datang ke sana. Mereka meminta agar segera dipertemukan jodohnya.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan