Di tengah pandemi wabah virus Corona, orang kaya Indonesia kesulitan untuk terbang dengan pesawat komersial. Jet pribadi atau private jet pun menjadi pilihan. Tarifnya berapa ya?
Menurut Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi saat dihubungi detikcom, rute Jakarta - Bali dan Bali - Jakarta menjadi favorit para pengguna jet pribadi. Sedangkan untuk rute ke luar negeri permintaan paling banyak ke Singapura, Australia dan Malaysia.
"Yang request ya yang lumayan itu Jakarta Bali Bali Jakarta kemudin ke Sulawesi lumayan meningkat habis itu juga ke Medan juga dan beberapa rute pendek lainya misalnya ke Banjarmasin dan sekitarnya tapi yang paling sering tiga rute itu sih Bali, Sulawesi itu yang paling banyak ya, sama ke Ambon. Kalau keluar negerinya banyak ya hampir ke seluruh negara sih ya, misalnya ke Singapura, Australia, Malaysia, Australia malah banyak tapi karena itu ada typical penumpang yang pertama dia memang resident Australia terus kalau itu bisa kita layani terus kalau orang ke Australia nggak boleh sampai sekarang ya pembatasan tapi requestnya banyak ya kan penerbangan terbatas sekali dari Bali sekarang," jelas Stefanus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, untuk harga di tengah pandemi ini penyewaan harga jet pribadi ini juga memberikan diskon kepada penumpang. Namun pemberian diskon tergantung kebijakan dari masing-masing perusahaan.
"Kalau harga cenderung sama tapi kita mungkin kurang kasih diskon ya 10 persen karena punya kebijakan masing masing di setiap perusahaan jadi mungkin bisa jadi perusahaan yang lain menerapkan hal yang sama ya artinya tidak aji mumpung lah kita memperlihatkan juga situasi saat ini,"ungkap Stefanus.
Untuk harganya sendiri dibanderol berkisar di angka Rp 300 juta untuk rute Bali Jakarta.
"Kalau saya ambil sampling rute aja ya kalau Bali Jakarta atau Jakarta Singapura itu banderolnya kurang lebih angkanya di atas Rp 300 jutaan tapi kita sudah memberikan akses untuk ini ya medis ya. One way atau perjalanan PP tapi di hari yang sama ke Bali 300 juta atau Jakarta Singapura Rp 300 juta itu bisa balik lagi ke Jakarta di hari yang sama," jelas Stefanus.
Sebelumnya Stefanus mengatakan memang ada peningkatan permintaan jet pribadi namun tidak terlalu tinggi. "Kalau untuk volume sih tidak tinggi-tinggi sekali tapi ada peningkatan cenderung banyak ada beberapa alasan biasanya yang kami tanyakan atau tamunya cerita pertama lebih ke safety aja jadi tamu merasa nyaman karena terhindar dari terpapar virus kalau komersial kan kemungkinan besar terjadi seperti itu. Karena di private jet karena dia private jadi sangat kecil kemungkinannya nah itu alasan pertama, yang kedua terkait juga personal VIP atau apa dan yang ketiga itu ada baiknya juga kan karena penerbangan komersial ini nggak terbang jadi kita dikasih keuntungan kesana artinya alternatifnya ada pesawat walaupun mau nggak mau orang beli karena keterbatasan penerbangan itu," katanya.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol