Budaya dalam suatu masyarakat ikut membentuk karakter sebuah destinasi wisata. Salah satunya adalah mitos, sebuah kepercayaan suatu masyarakat mengenai sesuatu yang boleh atau tidak boleh, suatu hal yang membawa khasiat atau justru keburukan.
Mitos sulit diukur kebenarannya, namun masyarakat meyakininya. Turis yang datang pun menyakininya atau justru penasaran ingin tahu dan mencoba. Travel Highlight Mitos mencoba mengangkat betapa sejumlah tempat di Indonesia dan dunia memiliki mitos-mitos yang wisatawan pun perlu tahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitos yang paling banyak mungkin terkait dengan cinta, putus cinta atau cinta abadi. Wisatawan memasang gembok cinta di Jerman, Jepang dan Korea agar cinta mereka abadi.
Kebun Raya Bogor seperti dijauhi pasangan turis yang pacaran agar tidak putus. Sedangkan para pendaki gunung naik ke Tanjakan Cinta tanpa menoleh karena takut putus cinta.
Mitos-mitos awet muda pun banyak. Air awet muda ada di sejumlah tempat seperti Taman Narmada, Gua Pindul atau Candi Sumber Tetek. Barang siapa mengusap wajah dengan air ini, dia akan awet muda, demikian mitosnya.
Kesuburan perempuan pun menjadi mitos yang muncul di banyak tempat. Misalnya saja memegang 'jari porno' Meriam Si Jagur di Museum Fatahillah atau wisatawan juga bisa berendam di Danau Dayang Bunting, Langkawi, Malaysia, agar hamil, ataupun mendatangi altar penis di Bangkok.
Ragam tulisan sepanjang hari ini harapannya adalah membuka mata betapa aneka kumpulan masyarakat di luar sana memiliki aneka nilai yang begitu diyakini dalam sebuah mitos. Semakin kita mengenal, semakin kita menghargai nilai di balik mitos tersebut.
Yang penting adalah keberadaan mitos di suatu destinasi wisata membuat tempat itu semakin menarik di mata wisatawan. Ada tips khusus juga bagaimana traveler menyikapi mitos yang ada di suatu destinasi wisata. Jangan sampai pula ikut-ikutan mitos yang ada malah membuat celaka.
Wisatawan boleh percaya atau tidak dengan mitos yang berkembang. Namun sisi baiknya, nikmatilah mitos yang ada di suatu destinasi karena kisah itu justru membuat liburan makin seru. Setuju?
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Pembangunan Masif Vila di Pulau Padar, Pengamat: Menpar Kok Diam?