Kisah berikut ini mungkin menyentuh hati Anda. Sebuah kejadian yang sulit ditemui dan bisa menjadi contoh baik untuk ditiru traveler. Seorang pria duduk di sebelah anak pengidap autisme dalam pesawat. Tak disebutkan pesawat apa yang mereka naiki waktu itu.
Anak tersebut terus mengajaknya ngobrol. Bertanya-tanya, hingga menangis saat pesawat hendak mendarat. Namun pria yang duduk di sampingnya justru sabar dan menenangkan bocah cilik tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, datanglah seorang traveler pria yang duduk di kursi sebelah Kate. Shanell makin was-was dan merasa penerbangan tersebut akan membuat pria itu ngomel-ngomel sepanjang waktu.
"Hai Daddy, itu ibuku," sapa Kate kepada pria itu.
Bukannya cuek atau acuh, pria itu justru tersenyum dan mengajak Kate berbincang. Shanell pun kaget melihat pria itu justru menanggapi tiap pertanyaan dan tingkah Kate selama penerbangan.
"Anda menanggapi tiap pertanyaan yang diberikan Kate. Anda juga bertanya tentang kura-kura peliharaannya. Kadang Kate tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan Anda, tapi dia sangat terpikat dan tertarik pada Anda. Saya beberapa kali mengalihkan perhatian Kate, tapi Anda terus asyik dengannya," tulis Shanell dalam blog pribadinya 'Go Team Kate'.
Saat pesawat mendarat, Kate lalu berteriak-teriak kencang. Dirinya panik dan nangis karena guncangan pesawat. Apa yang terjadi? Pria itu justru dengan sabar menenangkan Kate.
"Kate terus menjerit ketakutan dan ingin keluar dari pesawat. Tapi, Anda membantu menenangkan dengan mainannya," kata Shannel.
Shannel benar-benar kagum pada traveler pria ini. Dia benar-benar tak menyangka, masih ada orang baik di dunia yang bisa ditemui. Padahal, dirinya sudah siap apabila dimarahi dan dimaki karena tingkah Kate. Hal seperti itu sudah biasa dirasakannya.
"Terima kasih untuk tidak membuat saya meminta-minta maaf yang biasa saya lakukan di depan umum. Terima kasih untuk menghibur Kate yang membuatnya nyaman naik pesawat," tutur Shannel.
Sebelum turun dari pesawat, Shannel meninggalkan pesan bertuliskan 'thank you' kepada pria tersebut. Belakangan, pria itu diketahui bernama Eric dan tinggal di New Jersey. Kini Shannel pun berteman dengannya.
"Kejadian ini sangat langka," tutup Shanell.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum