Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menyebut Indonesia dinobatkan jadi negara dengan masyarakat paling bahagia di dunia mengalahkan Jepang.
Indonesia bahkan mengalahkan banyak negara-negara lain seperti Singapura, Jepang, hingga negara-negara Skandinavia.
"Harvard itu melakukan penelitian, terakhir kali bulan Mei kemarin yang melibatkan 200 ribu orang di seluruh dunia ditanya. Namanya apa? Global Flourishing Study, jadi penelitian untuk mengukur orang per orang yang bahagia itu di mana," kata Ghufron di Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata, Indonesia itu top dunia, mengalahkan Amerika, Jepang, bukan GDP-nya, tapi kebahagiaan yang sesungguhnya," sambungnya.
Ghufron menambahkan bahwa yang menjadi alasan banyak masyarakat Indonesia menjadi bahagia adalah rasa saling peduli satu sama lain.
"Itu dasarnya apa? Saling menolong atau gotong royong," kata Ghufron.
"Dan itu tidak semua negara punya prinsip ya gotong royong, kalau kamu di negara tertentu sakit ya salahnya sendiri sakit, salah sendiri miskin," sambungnya.
Menguak Klaim Indonesia Negara Terbahagia Sedunia
Penelitian dengan tajuk Global Flourishing Study ternyata merupakan salah satu survei kesejahteraan terbesar di dunia. Penelitian itu melibatkan lebih dari 207.000 responden di 23 negara dan enam benua.
Global Flourishing Study (GFS) lahir berkat kolaborasi para peneliti di Harvard, Universitas Baylor, dan Gallup. Mereka ingin menyelidiki apa yang berkontribusi pada kehidupan yang bisa menimbulkan kebahagiaan manusia.
Survei tersebut tidak hanya bertanya seputar finansial, tetapi juga menyentuh aspek-aspek mendasar dari kehidupan manusia termasuk soal kesehatan, kebahagiaan, makna hidup, karakter, hubungan sosial, dan kesejahteraan spiritual.
Hasil penelitian itu cukup mengejutkan, karena Indonesia ternyata duduk di posisi teratas sebagai negara yang warganya paling bahagia, dengan skor flourishing tertinggi, disusul oleh Israel dan Filipina.
Sementara itu, negara-negara maju seperti Jepang, Turki, dan Inggris justru berada di posisi terbawah. Swedia saja di penelitian flourishing posisinya berada di tengah bersama dengan AS dan Afrika Selatan. Padahal di World Happiness Report, posisi Swedia ada di rangking 4.
Hasil penelitian itu pun terlihat kontras dengan laporan tahunan World Happiness Report yang biasa menjadi rujukan. Indikator penelitian Global Flourishing Study disebut jauh lebih menyeluruh ketimbang sekadar persepsi atas kemampuan finansial.
"Negara-negara kaya memang unggul dalam aspek keamanan finansial dan kepuasan hidup secara umum, namun mereka justru lemah dalam dimensi makna hidup, hubungan antar individu, dan karakter pro-sosial," jelas Tyler VanderWeele, peneliti dari Universitas Harvard.
Penelitian itu juga mengungkapkan faktor pernikahan, tingkat pendidikan yang tinggi, dan keterlibatan dalam komunitas keagamaan, ternyata berkorelasi positif dengan tingkat flourishing dari warganya.
Simak Video "Video Kala Dirut BPJS Singgung RI Jadi Negara Paling Bahagia"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Kisah Pengkhianat Mataram, Makamnya Diinjak-injak Orang Setiap Hari
Desa Cantik Tempat El Rumi Melamar Syifa Hadju