Air terjun Gitgit terletak di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Singaraja, Bali. Disini, tim melakukan penjelajahan yang disebut dengan canyoning. Canyoning sangat berbeda dengan climbing. Medan yang dihadapi tidak sekedar tebing. Tapi melintasi dan menuruni air terjun dengan air yang deras. Canyoning memiliki level lebih tinggi dari climbing.
Sebagai kegiatan alam bebas yang ekstrem, keamanan dan keselamatan tentu menjadi perhatian utama sebelum mengarungi aliran air yang berada di antara dua tebing berbukitan. Seluruh tim pun memakai perlengkapan khusus canyoning seperti wet Suit, sepatu, helmet, hardness dan carbiner dan tali yang juga khusus untuk canyoning.
Sebelum menjelajah, tim mendapat pengarahan teknik canyoning dari Michael, pemilik Adventure Spirit, perusahaan jasa conyoning di Gitgit. Teknik ini sangat penting sebab yang akan dilalui adalah tebing yang sangat curam.
Penjelajahan pun dimulai. Pepohonan yang asri dan gemercik aliran air menghadirkan suasana alam yang menyejukkan. Perserta satu per satu menuruni batu sepanjang 4 meter. Peserta berteriak saat merasakan sensasi pertama.
"Keren kali," ujar Micahel yang akrab disapa Mika menyemangati peserta.
Perjalanan dilanjutkan. Berikutnya adalah menuruni batu sepanjang 8 meter. Kondisi batu mulai licin, dibutuhkan kehati-hatian agar tidak tergelincir. Setalah berjalan beberapa menit, air terjun 4 meter menanti, kondisi semakin licin. Aliran air yang begitu jernih dan dingin.
Berikutnya adalah jumping. Dalam melompat, ada teknik agar tidak berpengaruh ke badan saat terhembas ke air, yaitu dengan posisi satu kaki yang terlebih dahulu menghunjam air dan tangan tidak boleh direntangkan.
Setelah melewati beberapa lompatan dan menuruni air terjun yang relatif rendah. Tiba saatnya menghadapi puncak tantangan, yaitu menuruni air terjun dengan ketinggian 22 meter. Air turun dengar derasnya, kondisi sangat licin, namun seluruh peserta tampak semangat. Sensasi petualangan ekstrem sangat terasa, sementara kaki mencari pijakan, tangan terus menggenggam dan megulur tali, air terjun yang menerpa badan menambah sensasi yang tak terlupakan.
Tidak selesai sampai di situ, tantangan terakhir adalah air terjun setinggi 20 meter. Tali khusus canyoning telah dipasang oleh tim Adventure Spirit, peserta menuruninya secara bergantian. Tidak banyak suara yang keluar, Mika tampak memberi instuksi kepada timnya dan membantu peserta mengaitkan tali ke carbiner. Namun, ketegangan itu berganti dengan rasa pengalaman yang luar biasa ketika telah tiba di bawah.
"Canyoning is what we do. Evoryone can do," kata Mika.
(sst/sst)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina