Apes Banget, Kamar Hotel Tak Sesuai Bayangan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Liburan Apes

Apes Banget, Kamar Hotel Tak Sesuai Bayangan

Kurnia Yustiana - detikTravel
Kamis, 01 Okt 2015 07:50 WIB
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta -

Memesan hotel via internet sering dilakukan sebelum liburan. Tapi kenyataannya, tak sedikit traveler terkecoh dan mendapat kamar hotel yang buruk, jauh dari ekspektasi.

Keberadaan internet memang mempermudah dalam hal pemesanan hotel di dalam maupun luar negeri. Traveler pun banyak yang memesan kamar lewat situs pemesanan hotel online. Dalam berbagai situs tersebut biasanya sudah ada deskripsi kondisi hotel beserta fotonya, namun sayangnya tidak semua sesuai dengan kenyataan.

Seorang traveler bernama Dani menceritakan bahwa ia pernah mendapat kamar hotel yang tidak sesuai dengan bayangan, ketika backpacker ke Paris, Prancis. Di dalam situs pemesanan online, gambar hotelnya memang bagus tapi kenyatannya tak seindah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata pas nyampe itu daerah preman di Paris dekat Stasiun Gare de l'Est. Di sekitar hotel nggak aman, banyak orang ngeliatin gue bawa tas. Terus ternyata pas buka jendela di kamar, itu nggak dapet pemandangan apa-apa," ujar traveler bernama Dani kepada detikTravel, Kamis (1/10/2015).

Dani mengatakan bahwa pemandangan dari kamarnya hanyalah kumpulan paralon dengan air buangan dari beberapa gedung yang keluar dari sana. Kemudian kamarnya juga tidak kedap suara, sehingga suara tetangga yang berisik pun terdengar dan menganggu istirahat.

Lain lagi dengan kisah Farhan yang traveling ke Pelabuhan Ratu. Ia dan teman-temannya memesan hotel dengan gambaran kamar yang indah di pinggir pantai lengkap dengan gazebo. Tapi ternyata kamarnya jorok.

"Lagi jalan-jalan sama anak kampus. Dapat yang harganya murah, Rp 1 Juta untuk 4 kamar plus di pinggir pantai, ada gazebo, dapat ikan buat bakar-bakar, seneng dong. Pas ke sana zonk banget penginapannya. Kamarnya kotor ada kecoa dan beberapa teman bilang kayaknya ini rumah bordil deh," tutur Farhan.

Kamar yang diinapi Farhan dan teman-temannya sangat sempit dan kotor sehingga membuat tidak nyaman. Akhirnya dengan terpaksa, teman Farhan yang wanita tidur di kamar sedangkan yang pria tidur di Gazebo sampai masuk angin. Duh!

Ada lagi kisah hotel fiktif dari traveler bernama Wahyu saat pergi ke Turki. Ia sudah memesan kamar hotel lewat sebuah aplikasi. Tapi ternyata ketika disambangi, bangunan yang dituju bukanlah hotel tapi rumah penduduk.

"Sudah pesan, pas dateng ke alamat yang dikasih tahu ternyata nggak ada. Ternyata itu rumah biasa, bukan hotel. Mana itu nyampenya malem jadi mau nggak mau harus nyari hotel seadanya. Karena nggak nemu akhirnya nginep di hostel seadanya banget," kata Wahyu.

Tak jauh beda dengan Wahyu, traveler bernama Dini juga punya kisah apes di ketika di Turki. Dia traveling bersama teman-temannya ke Istanbul dan sudah dipesankan hotel. Ketika sampai ternyata hotelnya ada di tempat kumuh dan tidak ada orang yang membukakan pintu saat mereka datang.

"Tahun 2014 dulu kan sama teman ke Istanbul, masih di daerah deket Hagia Sophia itu. Hotel dipesenin online sudah oke kelihatannya bagus gitu dari gambarnya. Begitu sampai tahunya kumuh, bau cerutu nyengat banget. Kita kan dateng pagi, kita ketok nggak ada orang sama sekali," tutur Dini.

Dini bercerita bahwa setelah cukup lama mengetuk pintu tetap tak ada orang yang muncul, akhirnya ia dan temannya pergi mencari hotel lain. Uang yang sudah terbayar pun jadinya hangus begitu saja tidak ada yang mengganti. Sayang sekali.

Terakhir adalah kisah yang agak berbeda dari Reihana (22) saat traveling ke Franfurt, Jerman. Wanita yang hobi traveling ini memesan kamar hostel khusus wanita di sana. Tapi ternyata setelah sampai, kamar itu bukan khusus untuk wanita.

"Sudah pesan female dorm. Gue ke sana terus di kamar sudah ada 5 orang tapi orangnya nggak ada. Malemnya gue balik lagi malah ada laki-laki jam 12-an. Pas gue tanya katanya mereka sudah di sini dari dua malam lalu. Terus gue minta dipindahin kamar," kata Reihana.

Saat mengetahui kamar pesanannya ternyata bukan khusus wanita, Reihana akhirnya meminta pindah kamar walaupun saat itu sudah dini hari. Untungnya masih ada kamar khusus wanita yang kosong dan ada yang membantu mengangkat tas ke kamar yang baru.

Namun karena yang membantu pindah kamar adalah pria, keesokan paginya ia malah disangka membawa pria ke kamar hostel oleh teman sekamarnya yang baru. Dia pun diadukan ke resepsionis hostel yang orangnya tidak ramah.

"Dipindahin kamarnya sudah jam 1 malem. Waktu itu ada laki yang cuma bantuin bawa barang, malah dituduh bawa laki ke kamar. Resepsionisnya sudah diceritain nggak percaya. Jadi gue agak dituduh gitu sih," tuturnya.

(aff/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Liburan Apes
Travel Highlight Liburan Apes
16 Konten
Liputan khusus mengenai aneka kejadian buruk saat traveling
Artikel Selanjutnya
Hide Ads