Sewa kendaraan, baik motor maupun mobil, jadi solusi transportasi saat traveling. Namun tak sedikit traveler yang punya kejadian apes terkait rental kendaraan. Berikut kisah mereka.
Saat traveling beramai-ramai, bareng keluarga atau sahabat misalnya, sewa kendaraan seringkali lebih menguntungkan untuk mengeksplor suatu daerah. Sama halnya dengan sewa motor, yang membuat perjalanan semakin praktis dan hemat.
Namun ada saja kejadian apes yang dialami traveler seputar rental kendaraan. Tara (22) misalnya, punya pengalaman buruk saat rental sepeda di Chiang Mai, Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tabrakan itu berbuah ban sepeda yang penyok. Alhasil, Tara dan supir angkot kembali ke hostel untuk menyelesaikan masalah. Pihak hostel menghendaki salah satu dari mereka untuk mengganti rugi sebesar 1.200 Baht.
"Saya nggak mau. Supir angkotnya langsung menelfon istrinya, akhirnya dia mau bayar. Tapi karena keburu kasihan, saya kasih saja 500 Baht deposit itu ke si supir dan dia membayar sisanya," kisah Tara.
Hal serupa terjadi pada Rama (33), yang baru-baru ini traveling ke Malang bersama keluarga. Maret 2015, ia menyewa mobil Xenia selama 3 hari. Sebelum ke bandara untuk pulang, Erlangga serah terima kunci dengan anak buah pemilik rental mobil.
"Masih biasa saja sampai akhirnya di bandara, saya ditelepon pihak rental mobil dan diberitahu kalau mobilnya penyok. Mereka menuntut ganti rugi," kisah Erlangga.
Tak pelak, Erlangga pun kaget. Dia sama sekali tidak merasa membuat mobil penyok karena menabrak sesuatu. Karena segera pulang naik pesawat, Erlangga meminta tolong kepada temannya di Malang untuk mengurus hal tersebut.
"Sempat berpikir apakah saya kena scam, karena waktu serah terima kunci dengan anak buahnya masih biasa saja. Beruntung akhirnya masalah selesai, saya tidak harus bayar," lanjutnya.
Kejadian lainnya menimpa pasangan traveler Adam dan Susan, yang sekitar 2012 traveling ke Laos. Waktu itu, mereka menyewa motor untuk 1-2 hari. Motor sudah diambil, mereka baru sadar kalau remnya tidak pakem.
"Jadi bahaya kalau dipakai di jalanan nggak beraspal. Pengen tuker, ternyata motor-motor yang lain juga dalam kondisi serupa. Akhirnya Adam bilang, nggak jadi sewa motor deh, kembalikan saja uangnya," kisah Susan.
Di luar dugaan, seorang ibu-ibu pemilik rental motor marah-marah, uangnya tidak bisa dikembalikan karena sudah dibawa sekitar 1 jam. Adam pun berinisiatif memanggil polisi. Sang polisi masuk ke rental mobil, mereka malah senyum satu sama lain sambil bertukar sapa.
"Itu di kota kecil, bukannya nggak mungkin mereka memang saling kenal. Yang pasti kasusnya jadi local versus foreigner," tambah Susan.
Sekitar 5 menit, polisi itu pergi tanpa memberi solusi. Beruntung tak lama kemudian, anak laki-laki si ibu pemilik rental keluar. Dia lebih fasih berbahasa Inggris dan mencoba menenangkan ibunya yang masih panas kepala.
"Menariknya, dia (si anak) melihat dari sisi berbeda. Dia mencoba nego, uang dikembalikan sebagian. Dia takut kami meninggalkan review yang jelek di situs pemesanan via internet. Di kota itu hanya ada 2-3 rental," papar Susan.
Rating bagus itu penting, Susan berkisah. Usai usaha keras si anak laki-laki menenangkan ibunya, uang sewa motor akhirnya dikembalikan meski tidak seutuhnya.
"Adam yang tetap pada prinsip harus full refund langsung berpikiran, ya sudah dipakai saja motornya daripada cuma dikembalikan sebagian. Ujungnya, kami tetap keliling pakai motor yang remnya tidak pakem itu dan sewa motor di rental berbeda keesokan harinya," tutup dia.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol