Sofyan Arief, Sudah Berdiri di 7 Puncak Tertinggi di 7 Benua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Inspirasi Traveling

Sofyan Arief, Sudah Berdiri di 7 Puncak Tertinggi di 7 Benua

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 22 Okt 2015 19:47 WIB
Ian berdiri di Puncak Denali (Istimewa)
Jakarta -

7 Puncak tertinggi di 7 benua atau yang lebih dikenal dengan nama Seven Summit merupakan impian para pendaki. Sofyan Arief Fesa, sudah berhasil berdiri di tiap puncaknya dan berbagi pengalamannya untuk Anda.

Ian, begitu biasa dia disapa, lahir di Bandung 20 Februari 1983. Tahun 2009, Ian yang kala itu berusia 28 tahun mengikuti Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) dan ditunjuk menjadi ketua tim pendakian.


Ian, salah satu seven summiter Indonesia (Istimewa)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu berempat sama Frans, Broery dan Janatan. Pendakian Seven Summitnya dari tahun 2009 sampai 2011," ujarnya kepada detikTravel, Kamis (22/10/2015).

Pendakiannya dimulai dari Puncak Carstensz (4.884 mdpl) di Papua, lalu lanjut ke Puncak Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Afrika dan ke Puncak Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia. Beberapa bulan kemudian, lanjut lagi ke Vinson Massif (4.892 mdpl) di Antartika dan lanjut lagi ke Aconcagua (6.961) di Argentina. Lalu, lanjut ke Everest (8.848 mdpl) dan ditutup di Denali (6.194 mdpl) di Alaska.

Pengalaman pendakian Ian tentu tak ternilai 'harganya'. Ian pun dengan senang hati bercerita, apa-apa saja yang dia rasakan selama pendakian. Dari merasakan suhu terkestrem yakni minus 45 derajat Celcius di Vinson Massif sampai mendaki terlama ke Puncak Everest selama 2 bulan lebih!


Ian di Puncak Everest (Istimewa)

"Sebenarnya, tiap puncak punya kesulitan yang berbeda-beda. Di Denali, fisik yang paling berasa karena tidak ada porter di sana. Sedangkan di Everest lebih ke technical karena memanjatnya seperti ke Carstensz pakai tali begitu tapi ada saljunya. Tapi kalau di Everest, pendakiannya kalau dihitung dari Kathmandu, bisa dua setengah bulan," papar pria kelahiran Bandung ini.

Khusus di Puncak Everest, Ian mengakui kalau puncak ini memang puncak yang paling tersulit. Mental benar-benar diuji, karena dua bulan lamanya para pendaki hidup di gunung. Itu yang membuat tak sedikit pendaki yang menyerah.

"Itu setiap hari es, batu. Besoknya es, batu dan begitu saja terus. Saya juga ngerasain bosan kok," celetuknya.


Ian yang harus melawan dingin di puncak-puncak Seven Summit (Istimewa)

Pendakian Seven Summit Ian bersama Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar memiliki tujuan untuk menginspirasi para pendaki Indonesia. Menginspirasi, kalau orang Indonesia juga bisa mendaki 7 puncak tertinggi di 7 benua. Tentu, Ian dan kawan-kawan mempersiapkan fisik dan pengetahuan pendakian sebaik mungkin.

Soal dana, Ian mengaku sudah ditanggung oleh pihak sponsor. Namun Ian memberikan sedikit bocoran, jika mau mendaki Seven Summit dunia, biayanya tak bisa kurang dari Rp 2 M!

"Mending beli rumah ya, sudah dapat mobil pula," katanya bercanda.

Ian sendiri, sudah dari kecil gemar mendaki gunung, Dimulai dari kelas 4 SD, dia mendaki Tangkuban Perahu melalui hutan, bukan melalui jalur kendaraan. Setelahnya, dirinya makin gemar mendaki gunung-gunung lain yang dimulai dari masa kuliah di Unpar (Universitas Parahyangan) hingga berhasil menjadi seven summiter.


Ian saat mendaki Puncak Denali (Istimewa)

Passion Ian mendaki gunung pun merambah dengan pekerjaannya sekarang. Ian mendirikan Indonesia Expeditions, operator tur yang menawarkan paket perjalanan ke puncak-puncak gunung tertinggi di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2012, pendaki yang ikut turnya berasal dari mancanegara juga lho!

"Kami fokus di Carstensz dan luar negeri untuk pendakian gunung, seperti ke Nepal, Everest Basecamp sudah 6 kali, Kilimanjaro, Aconcagua dan Elbrus. Ada peserta yang dari luar juga, seperti dari AS dan Australia. Ini saya baru habis dari Puncak Carstensz, bawa rombongan," paparnya.

Bosan berhenti naik gunung Ian? Tentu saja belum. Ian tetap bersemangat untuk naik gunung, bahkan ke puncak yang sudah pernah dia daki. Ian pun turut menjadi pemandu dalam tiap pendakian dari Indonesia Expeditions. Dirinya juga beberapa kali menjadi konsultan untuk para pendaki dalam dan luar negeri.

Sebelum menutup pembicaraan, ada pertanyaan terakhir untuk Ian. Apa rasanya menjadi seven summiter, mencapai puncak-puncak gunung impian para pendaki?

"Jika kita naik gunung untuk menaklukannya dalam arti menginjak-injak dan bisa bangga berdiri di atasnya, itu tidak akan berhasil karena sampai kapan pun gunung tidak bisa ditaklukan manusia. Saya lebih suka memakai kata mencapai atau berkunjung ke gunung," pungkas Ian yang belum lama menjadi seorang bapak.


Ian bersama Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar di Puncak Kilimanjaro (Istimewa)

(aff/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Inspirasi Traveling
Travel Highlight Inspirasi Traveling
15 Konten
Kumpulan kisah inspirasi traveling
Artikel Selanjutnya
Hide Ads