Berdasarkan press release yang diterima detikTravel dari Kemenpar, Senin (15/2/2016) Fenomena langka Gerhana Matahari Total atau GMT bukan hanya menarik bagi kaum awam, orang metafisika, dan religius saja. Fenomena alam yang terjadi 350 tahun sekali itu juga menjadi momen penting bagi ilmuwan dan intelektual astronomi.
Β
"Ini juga kesempatan bagi ilmuwan, astronom, intelektual, peneliti untuk mengamati peristiwa di mana matahari dan bulan berada dalam satu garis dengan bumi itu. Jadi wisata pendidikan atau wisata edukasi yang baik bagi bangsa," jelas Menpar Arief Yahya.
Namun Arief juga tidak mengabaikan para ahli langit. Para cendekia yang sering menghubungkan kejadian alam dengan supranatural, doa dan keselamatan juga pasti memiliki visi lain di balik peristiwa alam ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini peristiwa alam yang amat indah dan langka, serta mengundang orang untuk datang menonton dengan mata kepala sendiri," ujar Nana.
Nana menambahkan, ada juga pihak yang memanfaatkan GMT untuk penelitian ilmiah, pendidikan, bahkan refleksi diri.
"Khusus untuk pendidikan, Universe Awareness for Children (UNAWE) Indonesia menyelenggarakan dua program," katanya.
Yang pertama, imbuh Nana, pendidikan dan pengamatan GMT bersama sekolah dan masyarakat Poso, yang selama ini perkembangannya banyak terhambat oleh konflik sosial setempat.
Sementara untuk yang kedua, pendidikan jarak jauh berupa pemberdayaan guru-guru di sekolah-sekolah pelosok Indonesia dengan mengirimkan paket edukasi GMT.
"Sebagian besar sekolah penerima paket ini akan terlewati oleh lintasan GMT namun lokasinya yang di pelosok menyulitkan ekspedisi ilmiah ke sana," kata Nana.
Nana menjelaskan, paket Edukasi GMT berisi materi utama tentang GMT dan materi sains dan matematika yang relevan dengan kurikulum. Di dalam tiap paketnya akan terdapat lima infografik berwarna tentang GMT dan petunjuk aktivitasΒ gerhana matahari yang aman.
Akan ada lima kacamata dengan filter yang aman untuk melihat matahari, booklet berwarna berisi penjelasan umum tentang GMT dan sains yang relevan, modul-modul berbagai aktivitas pengamatan gerhana, petunjuk rinci pembuatan alat pengamat sederhana.
Menurut Nana, selain itu dalam paket juga akan terdapat peta, jadwal, dan informasi detail lainnya untuk gerhana matahari yang unik untuk setiap lokasi yang dikirimi paket.
"Paket itu juga berisi kalender 2016 yang dilengkapi dengan foto-foto astronomis dan jadwal kejadian astronomis. CD berisi banyak file berbagai informasi astronomi yang menarik, lembar kerja guru dan siswa untuk bahan evaluasi hasil belajar," katanya.
Seperti diungkapkan Nana, ada 40 lokasi tersebar dari Sumatra Selatan hingga Sulawesi Tengah, dari Natuna hingga Timor, yang siap menerima paket dan menjalankan misi pendidikan ini.
Kemenpar pun sudah mempromosikan GMT ini sejak akhir 2015. Hasilnya? Banyak hotel yang sudah penuh di 12 titik yang dilalui GMT tersebut.
"Bahkan kami sudah berkoordinasi dengan Pelni untuk menurunkan 3 kapal besar sebagai hotel terapung di dekat kawasan yg dilalui GMT," kata Arief. (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol