Traveling bersama sahabat bisa menjadi sarana untuk lebih mengakrabkan diri. Sifat yang belum tampak saat sekadar hangout di mal, bisa lebih terlihat saat bertualang merasakan susah senang bersama-sama. Misalnya saja ketika naik gunung.
Selain itu ketika bareng sahabat, traveler juga bisa lebih santai dalam mendiskusikan berbagai hal terkait liburan, misalnya daerah tujuan serta bujet liburan. Pergi ke mana-mana juga rasanya seru saja karena memang bersama teman-teman yang berarti dalam hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat bersama teman yang memang sudah akrab, kalau butuh bantuan pun rasanya tak perlu canggung untuk meminta tolong. Para sahabat tentu akan berusaha membantu dengan senang hati.
"Ya sahabat pastinya membantu di saat sulit. Misalnya waktu itu pas di Malaysia kan sepatu saya heels-nya lepas. Nggak tahu cara benerinnya dan teman langsung bantuin karena dia tahu," tutur Mawar (20).
Namun pergi ramai-ramai bersama teman akrab memang tak selalu bebas konflik. Terkadang muncul perbedaan pendapat ketika liburan berlangsung.
Misalnya saja yang dialami Hanif (27) ketika liburan ke Jepang. Ada banyak tempat yang ingin ia kunjungi, namun sejumlah temannya tidak ingin ke sana dan malah memilih lokasi lain.
"Kebanyakan kepala nggak bisa nentuin ke mana sesuka hati. Nggak enaknya kalau ada tempat yang ingin gue kunjungi sedangkan yang lain maunya ke tempat lain," kata Hanif.
Kalau sudah begitu terkadang harus mengesampingkan sisi egois agar liburan tetap lancar. Sesekali mengalah untuk sahabat tak apa bukan. Yang penting coba diskusikan dulu seperti jalan keluar terbaik dari masalah selama traveling bersama sahabat. (krn/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!