Pantai Pulau Santen di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi kini disulap jadi kawasan wisata khusus perempuan berbasis syariah. Kawasan yang dulu dikenal tempat prostitusi tengah kota dan kumuh itu kini ditata bertahap.
Pantauan detikcom, peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan ekonomi berbasis masyarakat digalakkan secara sinergis. Saat memasuki kawasan pantai, jejeran mangrove juga terlihat rapi menghias di kawasan muara pantai. Payung-payung wisata cantik dan bantalan warna-warni menghiasi hamparan pasir hitam legam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dulu kawasan prostitusi, sudah beberapa tahun ini kita tutup. Dan sekarang masyarakat kita latih berbagai pelatihan dari ekonomi sampai pendidikan," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai pra peluncuran Pantai Pulau Santen di Kelurahan Karangrejo, Kamis (2/3/2017).
Meski masih terbilang jauh dari sempurna, desain beach club for women sekarang sedang digarap oleh beberapa arsitek kondang. Warga kawasan pantai Pulau Santen juga antusias ikut berbenah. Budaya bersih dan pariwisata di kedepankan untuk tumbuh seiring dengan pembangunan infrastruktur.
"Ini masih jauh dari sempurna, karena kita mengedepankan budaya bersih dan pariwisata dulu yang tumbuh. Karena kalau menunggu infrastruktur dulu yang dibangun tapi budaya nya belum terbentuk malah nanti tertinggal. Ini masyarakat terlibat, sehingga semuanya bersemangat mendukung demi peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi warga,"
Sekitar 250 lebih keluarga nelayan yang tinggal di sepanjang pesisir, kata Anas, akan tetap menjadi ruh Pantai Pulau Santen. Perahu tradisional yang selama ini menjadi sarana pengais berkah bagi keluarga tetap difungsikan. Dengan bantuan CSR dari perbankan, rumah-rumah warga secara bertahap akan dibedah.
"Nelayan tetap disini, kapal-kapalnya tetap difungsikan warga seperti biasa, tidak boleh pergi. Nelayan senyawa penting dalam sektor pariwisata. Masyarakat ini menjadi pagar hidup yang menjaga kawasan pulau santen. Mereka akan di beri bekal ilmu kepariwisataan," imbuh Anas.
Anas menyebut penataan Pulau Santen sebagai model "keroyokan" yang efektif mempercepat pembangunan. Semua elemen terlibat. Misalnya, Dinas Kesehatan menyiapkan Puskesmas pembantu. Dinas Pendidikan menyiapkan berbagai kursus peningkatan kualitas SDM warga, seperti kursus bahasa asing. Dinas Pengairan memperbaiki infrastruktur air bersih. Dinas Pertanian mengembangkan urban farming dan Dinas Perikanan memberdayakan nelayan setempat.
"Jadi ini bukan melulu soal pariwisata, tapi juga sekaligus penguatan sosial-ekonomi warga. Masyarakat, TNI, dan pemerintah terus bekerja," ujarnya. (bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan