Seorang awak kapal Indonesia yang bekerja di cruise SS Virgo menceritakan pengalaman bekerjanya. Suka duka ia lalui setelah menerima tawaran bekerja di hotel terapung itu.
detikTravel beserta rombongan dari para pemenang 'd'Traveler of The Year 2016' ikut berlayar SS Virgo dari Manila, Filipina beberapa waktu lalu. Keberangkatan kami didukung penuh pula oleh AntaVaya Tour & Travel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan kami memang tak sengaja karena saat itu ia sedang bekerja. Namun, setelah melihat tanda pengenal yang ada di dada tertulis negara asal, perbincangan pun melebar.
Perjalanannya menjadi awak kapal bermula saat ia ditawari sebuah agen pekerjaan untuk bekerja di kapal. Kata dia, penawaran itu tanpa menyebutkan pekerjaan apa yang akan dilakoninya setelah berada di atas.
"Kenyataannya seperti ini. Begini (bekerja cleaning service). Saya enggak nyangka saja," kata dia, seorang pria.
"Katanya si agen, saya akan kerja di kapal saja. Mau tidak? Karena saya tidak mempunyai pekerjaan tetap ya saya iyakan. Lalu, agen itu janji juga akan ada pelatihan sebelum berlayar tapi enggak ada juga," kata dia seraya mengelap kaca dinding kapal.
Ia mengaku baru seminggu bekerja di atas kapal. Kontrak kerjanya sendiri diakuinya masih harus dilakukan selama 8 bulan ke depan.
Kesulitan yang ia rasakan lainnya adalah tidak mendapat jaringan internet saat di atas kapal. Ada pun Wi-Fi hanya disediakan bagi para tamu kapal.
Oleh karenanya, ia hanya terhubung dengan keluarga saat kapal bersandar. Selebihnya, bercanda bersama puluhan temannya lah sebagai pengganti hiburan.
Awak kapal yang seperti dia diakuinya tak hanya satu orang. Ada puluhan lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia bekerja di atas kapal SS Virgo.
"Kalau mau makan masakan Indonesia pun pas sandar saja. Di atas kapal kan hanya ada saos sama kecap. Kayak kemarin sandar di Hong Kong, saya sama teman-teman keluar mencari nasi pecel di kota itu. Kangen sama masakan Indonesia," pungkas dia menambah haru. (msl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum