Hal itu dikatakan GKR Hayu saat berkunjung ke kantor Detikcom, Rabu (14/6) lusa kemarin. Untuk mewujudkannya Hayu pun bekerjasama dengan saudaranya.
"Kalau saya mungkin saya kakak-kakak saya scoopnya masih di dalam keraton ya. Mungkin bukan secara kota. Cuma kita kepengen, adik saya kebetulan yang pegang pariwisata. Jadi kita berdua coba bagaimana caranya kita bisa kolaborasi untuk merevitalisasi museum," kata Hayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revitalisasi museum kata Hayu untuk mengubah stigma wisatawan kesan lawas di dalamnya. Nantinya fasilitas serba canggih akan tersedia bagi para pengunjung.
"Karena sudah beberapa dekade tidak berubah, begitu-begitu aja. Nah ini sekarang kita coba di modernisasi. Dari situ mungkin nanti misalnya ada virtual reality, augmented reality, kemarin dibantu dengan camera 360, kita lagi eksplore sih mau dibikin seperti apa," urai Hayu.
Ke depan, wisatawan yang datang ke Yogya tak hanya menikmati fasilitas digital dari keraton saja. Bagi yang mempunyai urusan ke museum pun akan dipermudah dengan adanya ide ini.
"Kalau digitalisasi bukan hanya dari tempat saya nih. Jadi saya sendiri lakukan menyajikan informasi yang selama ini kita capture tangkap, kalau arsip itu dipegang adik saya," kata Hayu.
"Mereka ada juga digitalisasi naskah-naskah kuno. Hopefully, misalnya website sudah jadi, seperti British Museum. Koleksinya available online cuma memang masih jauh, masih jauh. Cuma kita mau ke arah sana. Mungkin bukan hanya dari turis, jadi public service juga," pungkas dia.
(msl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum