Dari brosur yang diterima detikTravel, tertera keterangan tentang tarif tiket masuk ke objek wisata yang terkenal dengan legenda Sangkuriang itu. Memang, terlihat tarif untuk turis atau wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik dibedakan oleh pengelola PT Graha Rani Putra Persada.
Tarif bagi wisatawan domestik di hari kerja sebesar Rp 20 ribu sementara hari libur Rp 30 ribu. Sedangkan tarif masuk bagi Wisman Rp 200 ribu di hari kerja dan Rp 300 ribu pada hari libur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Barat Budijanto Ardiansjah mengatakan, harga selangit yang diterapkan pengelola Tangkuban Perahu di Lembang, Bandung Barat tersebut sudah terjadi sejak tahun 2014. Harga selangit ini, kata Budi, banyak dikeluhkan oleh para turis.
"Ini kan sudah lama. Memang sudah sering ada komplain khususnya wisman karena kemahalan dan sebagainya. Karena untuk wisman harganya mencapai tiga ratus ribu rupiah," ujar Budi saat dikonfirmasi detikcom via telepon, Kamis (6/7/2017).
Menyusul tingginya tarif masuk ke Tangkuban Perahu, sambung Budi, tidak sedikit agen travel pariwisata di Bandung Raya yang mengalihkan paket wisata dari Tangkuban Perahu ke objek wisata lainnya. "Akhirnya diakali, ada beberapa yang merubah paket dari Tangkuban Perahu ke lokasi lain, rata-rata dialihkan ke Kawah Putih (Ciwidey) karena harganya relatif lebih murah," kata dia.
Budi mengatakan, pihaknya sudah pernah melayangkan surat kepada pengelola untuk meminta kebijakan terkait tarif masuk bagi turis yang selangit itu. Berdasarkan surat balasannya, kata Budi, pengelola menaikan harga sesuai dengan kebijakan pemerintah.
"Kaitannya dengan lingkungan. Karena turis ini dianggap perambah hutan. Tetapi kami sebagai orang pariwisata, seharusnya tidak perlu dibeda-bedakan. Karena toh, tidak ada yang membedakan. Mereka masuk sama saja, enggak makan lebih banyak dan enggak pakai toilet lebih lama juga kan," tuturnya.
Bagaimana dengan pendapat kamu, d'Traveler? Silakan kirim pendapat dan tanggapan melalui email ke redaksi@detik.travel (aff/msl)
Komentar Terbanyak
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas