Tepatnya di camping ground Tanakita, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadu Dampit, Sukabumi mereka berkumpul. Mereka adalah pendiri Wanadri, pionir Mapala UI dan lain sebagainya.
Ada yang datang memakai tongkat hingga jalan harus dibopong, seperti Herman Lantang teman Soe Hok Gie dan Rudi Badil generasi awal Mapala UI. Bersama lintas generasi, mereka saling tukar pikiran membahas keadaan terkini bangsa tentang kemanusiaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keprihatinan itulah yang mendorong adanya sarasehan para sesepuh atau perintis pecinta alam ini. Ia juga sesepuh lainnya tak bisa melihat bila adek-adeknya sesama mapala terpecah belah.
"Kita ingin silaturahim juga halal bi halal dan mengisinya dengan lebih bermakna," imbuh dia.
Hal demikian juga diutarakan sesepuh lainnya yang hadir dan berbicara satu persatu. Menyambung lagi pria yang akrab disapa Abah Iwan ini, bercerita tentang pengalamannya di atas Gunung Burangrang.
"Saat kedinginan yang hampir hipotermia, pelatih saya tanya agama. Saya Islam, tanya lagi yang lain beragama Katolik yang lebih kedinginan. Dia bilang: kau makan agamamu tapi nasi ini kita makan bersama-sama untuk memperkuat negara ini," ucap Abah teduh.
![]() |
Cinta pada alam itu bukan dogma atau doktrin karena malah mengajarkan rasa terima kasih kepada hal-hal yang mungkin terlupakan. Pecinta alam mengasihi tanpa membeda-bedakan sesama dan tanpa mengkotak-kotakan.
Hari Hardiman yang juga angkatan pertama Wanadri sekaligus ketua pertama menyebut butuh proses selama 15 tahun dalam pendirian komunitas alam itu. Disebutkannya bahwa komunitas ini tidak bernaung dalam golongan manapun.
"Dua poin 'Pesan Pangrango', alam mendidik diri kita mencintai tanah air. Kedua, di alam kita nggak membedakan SARA," ucap Hari.
Kegiatan sarasehan ini diikuti oleh perintis pecinta alam lintas komunitas juga generasi berjumlah puluhan orang. Pagi ini juga diadakan upacara bendera sebagai acara penutup. (msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
PO SAN Hentikan Pemutaran Musik di Bus, Hasil Diskusi dengan AKSI
Viral Turis Digrebek kemudian Diusir dari Hotel gegara Tolak Biaya Tambahan