Nasib naas dialami oleh Claire Sharp saat hendak traveling dari London Stansted Airport, menuju Perugia di Italia. Ia menggunakan kalung berliontin bentuk pistol saat memasuki bandara.
Ia bepergian dengan suaminya, Lee dan anak perempuannya, Faye. Ketika melewati petugas keamanan bandara, Sharp diminta untuk melepaskan kalungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Sharp menjelaskan kalung tersebut menjadi bagian penting dari hidupnya. Kalung tersebut merupakan hadiah dari mantan suaminya yang sudah meninggal.
Sharp dulunya bertugas sebagai pasukan khusus. Ia dan suaminya sama-sama mencintai kegiatan menembak dan masuk ke dalam anggota klub menembak. Kalung dengan liontin pistol tersebut memiliki arti yang sentimental buat Sharp.
"Saya jelaskan itu hanya sebuah imitasi, itu dibeli untuk saya oleh almarhum suami saya dan kalung tersebut telah melalui keamanan bandara pada banyak kesempatan, termasuk Stansted Airport," jelas Sharp.
"Saya berada di unit khusus selama tujuh tahun jadi saya sadar sepenuhnya bagaimana keamanan bandara bekerja. Suami sersan di kepolisian, saya tidak percaya apa yang sedang terjadi," ucap Sharp kesal.
Petugas keamanan bandara tetap bersikeras untuk menyita kalung Sharp. Petugas memberitahu barang itu bisa dikirimkan kepadanya dengan biaya tambahan atau disimpan di kantor lost and found sampai dia kembali tiga hari kemudian.
"Minggu lalu saya terbang dari Gatwick ke Islandia dengan mengenakannya, tanpa masalah. Saya pernah ke Moskow pada bulan November dan mereka tidak memiliki masalah dengan kalung saya." ujar Sharp.
Untuk penjagaan barang tersebut, Sharp dikenai biaya Pounstreling USD 11 atau sekitar Rp 151.000. Barang tersebut dapat diambil ketika ia kembali dari perjalanannya.
"Saya janda pada tahun 2001, saya terbangun dan mendapati suami saya yang berusia 32 tahun meninggal di tempat tidur di sebelah saya, ini traumatis. Jadi perhiasan yang saya miliki darinya sangat penting bagi saya. Saya marah sekarang, tapi bandara ini membuatku menangis karena barang tersebut disita," ungkap Sharp.
Pihak bandara pun dengan resmi meminta maaf soal penyitaan barang tersebut. Namun, berdasarkan peraturan Civil Aviation Authority (CAA) setiap barang baru, replika dan senjata api imitasi yang dapat disalahartikan sebagai senjata sesungguhnya akan dianggap tidak sesuai untuk pengangkutan dan cukup akan disita demi keamanan.
"Kami mengerti keamanan bukanlah salah satu bagian perjalanan Anda yang paling menyenangkan. Namun untuk keselamatan semua orang, ini adalah prioritas utama kami dan semua peraturan harus dipatuhi," ujar juru bicara bandara.
Aturan CAA menyatakan 'barang apa pun yang menyerupai senjata api dengan cara apa pun, apakah mampu menembakkan proyektil atau tidak, dilarang'. Bahkan barang itu tidak dapat dibawa ke bagasi kabin. (bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia