Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka Workshop/Coaching Penyelenggaraan Calender of Event (COE) 2018. Ia meminta mulai tahun ini agar setiap event dipandu oleh seorang kurator.
Manfaat kurator -bukan dari pemerintahan- kata Arief agar keperluan event itu berjalan dengan sempurna. Sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih dalam perannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai mantan pucuk pimpinan BUMN, Arief mengerti betul bahwa sebuah acara haruslah menghasilkan keuntungan kreatif dan komersil. Ia ingin tim yang bikin acara yang tergabung dalam COE ini memiliki keahlian mumpuni.
"Kedua, tujuan acara ini menyelenggarakan event ini secara profesional dengan creative values dan commercial values yang tinggi," jelas dia.
Jadi, hasil dari acara coaching ini adalah adanya standar menyelenggarakan acara wisata yang baik dan benar. Sehingga dapat dipakai di semua daerah yang akan melakukan acara.
"Output acara ini hasilnya SOP. Kita pertama kalinya Indonesia memiliki COE. Juklaknya tidak punya. Jadi kita harus punya standar COE nasional. Jadi ujungnya SOP," kata Arief.
Menpar menguraikan, jika budaya dan alam semakin dilestarikan maka semakin menyejahterakan.
"Saya contohkan Bali, pendpatan per kapita dan indeks kebahagiannya tertinggi di Indonesia. Karena Bali melestarikan alam dan budaya. Kota-kota lain di Indonesia ada juga. Pendapatan Banyuwangi lebih tinggi dari Malang. Harus ada riset biar dipercaya," urai dia.
Selain coaching dalam acara ini dan nanti ada pendampingan 100 event dan hal ini menjadi model. Menpar Arief akan datang ke tempat itu dan pertanyaan pertama yang harus bisa dijawab adalah siapa kuratornya.
"Harus dijawab. Nggak boleh tidak terjawab," pungkas dia. (sna/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!