Perlakuan turis China saat ke luar negeri menjadi sorotan karena dampaknya yang meresahkan warga setempat. Meski pun mendatangkan pendapatan negara, namun tetap saja membuat gerah.
Menurut Rudiana, Vice President Astindo dan Marketing Director WITA Tour, hal ini menjadi dampak negatif dan positif bagi Indonesia sendiri,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Sisi Positif dan Negatif dari Banjirnya Turis China di Dunia
Menurutnya, perlakuan turis China sebaiknya harus disesuaikan dengan aturan yang ada. Karena akan berakibat dengan wisatawan lainnya yang berkunjung ke Indonesia.
"Bagaimanapun juga kita harus menerapkan aturan yang sesuai dan sepadan. Karena jika hal negatif ini kita abaikan akan mengganggu wisatawan lainnya juga dan menjadikan efek samping yang kurang baik tentunya," Tambahnya.
Selain itu, turis China masih menjadi salah satu yang terbesar jenis turis yang datang ke Indonesia. Umumnya mereka mempunyai daerah-daerah tujuan tertentu.
"Bali masih jadi tujuan utama, tapi beberapa destinasi sudah jadi tujuan wisatawan dari China juga, seperti Manado, Jogja, Belitung, Bromo dan lain-lain," ucapnya.
"Mereka senang dengan pemandangan, pantai, dan kesenian, tapi pada umumnya ramai-ramai (datangnya)," tambah Rudiana.
Kelakuan menganggu turis China sebenarnya bukan cuma meresahkan warga lokal. Tetapi juga menjadi pemerintah China sendiri. Bahkan, pemerintah setempat pernah mengeluarkan buku panduan bagi turis Negeri Tirai Bambu untuk bersikap saat traveling ke luar negeri, sampai sistem kredit sosial yang berdampak dengan layanan yang didapat.
BACA JUGA: Langkah Menertibkan Turis China yang Bengal (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan