Mengenal Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 04 Mei 2018 13:50 WIB
Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI - Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia/Facebook)
Jakarta - Indofest 2018 tak hanya diisi stand yang menjual perlengkapan menjelajah luar ruangan. Ada pula stand perkumpulan guide gunung.

Bernama resmi APGI (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia), adalah kumpulan pemandu gunung ini mulai didirikan resmi pada 2016 lalu.

"Jadi kita ini adalah pemandu gunung yang sudah disertifikasi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Ada 20 keahlian mountaineering yang akan diujikan bagi pemandu gunung sebelum tersertifikat," kata Bima, Ketua Bidang Organisasi APGI di gelaran Indofest 2018, Jumat (4/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekali sertifikasi agar mendapat subsidi jumlah pesertanya ada 50 orang," imbuh dia.

(APGI - Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia/Facebook)(APGI - Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia/Facebook)
APGI memang fokus pada sertifikasi pemandu gunung. Selain itu mereka yang menjadi wadah para pemandu gunung.

"Ada dua jenis pemandu gunung, pertama tinggal di kaki gunung yang pasti tahu tentang seluk beluk gunung tapi teknis kurang. Kedua pemandu dari kota dan lebih tahu tentang teknis pendakian," jelas Bima.

Saat ini ada pemandu gunung yang lulus dari SD sampai ada yang akan bertitel doktor. Jadi mereka akan melayani segmen dari bawah sampai atas.

BACA JUGA: Bertebaran Diskon Hingga 70 % Perlengkapan Gunung di Indofest 2018

Jumlah pemandu gunung yang sudah sertifikasi ada sekitar 500 orang. Semuanya tersebar di 15 provinsi di Indonesia.

"Tantangannya mereka ini (pemandu belum bersertifikat) belum mau membelanjakan uangnya untuk pengembangan dan kita kekurangan pemandu berbahasa asing," jelas Bima.

Jika dihitung, biaya sertifikasi secara perorangan menghabiskan Rp 1,5 juta. Jika disubsidi pemerintah menjadi Rp 250 ribu orang per orang.

"Cuma 1 hari sertifikasi. Namun jika ada pembekalan bagi yang belum tahu dasar-dasarnya dan ditambah hari ujian maka ditambah 1 hari lagi," jelas dia.

BACA JUGA: Salut! Aksi Bersih-bersih Puncak Tertinggi Indonesia

Bagi Bima, menjadi pemandu gunung adalah pemenuhan hobi. Karena, bisa jalan-jalan dan dibayari oleh si pengundang.

Terakhir ada perbedaan antara pemandu gunung, porter, dan penunjuk jalan. "Porter adalah yang mengangkat logistik para pendaki. Penunjuk jalan hanya menunjukkan jalan. Pemandu gunung adalah yang menjaga keselamatan, keamanan, kenyamanan dan bisa bercerita tentang semua hal ke pendaki," ucap Bima.

"Semakin banyak keahlian pemandu seperti tahu tumbuh-tumbuhan gunung, keahlian bahasa asing, dan lainnya maka semakin mahal harganya," imbuh dia mengakhiri pembicaraan. (msl/aff)

Hide Ads