Rentetan pengeboman yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo bukan tidak mungkin membuat traveler mancanegara khawatir untuk liburan ke Indonesia. Sejumlah negara seperti Inggris dan AS pun telah mengeluarkan Travel Advice untuk para turisnya.
Kementerian Pariwisata melalui Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan saat ini terus memantau serta berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan ekosistem pariwisata dalam keadaan kondusif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Branding kita sudah hebat, tapi pengemasan kurang. Sehingga sebaiknya, kita kemas dari dua hal, daya tarik kita itu dari keunikan dan keotentikan pariwisata itu sendiri, yang sangat berbeda dengan di luar negeri," ujar Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Prof Azril Azahari PhD dalam obrolan via telepon dengan detikTravel, Senin (14/5/2018).
Ia mengatakan banyak hal menarik yang bisa diangkat. Tak hanya alam saja, tapi juga kuliner, budaya SERTA sisi sejarah dari berbagai objek wisata yang ada.
"Di kita itu kan bumbu masak kita waktu zaman Portugis, VOC mencari ke Indonesia rempah-rempah. Kenapa nggak diangkat, sehingga orang mencari bagaimana bentuk rempah itu, kayak apa sih bentuknya pohon pala, pohon cengkeh. Sejarah diangkat lagi, kenapa orang Portugis, orang Belanda bisa datang," jelas Azril.
"Nah itu kan bagus sekali di kita, harus kita kembangkan sebagai keunikan dan keotentikan di kita. sehingga orang datang ke Indonesia menikmati rempahnya dan melihat pohonnya seperti ini," imbuhnya.
BACA JUGA: Wisatawan di Surabaya Diminta Tenang dan Waspada, Hotel Diperketat
Azril juga menyontohkan soal Festival Rujak Uleg 2018 di Surabaya yang akhinya dibatalkan karena teror bom. Festival rujak begitu unik, bisa jadi saat kembali digelar, tetap banyak turis asing yang ingin datang karena penasaran.
"Itu sebenarnya bagus, dia undurkan sebentar, tapi apa sih keistimewaannya fetsival itu, keunikannya. Bahwa ternyata rujak itu, kuliner kita itu sehat, otentik hanya ada di Indonesia saja," tuturnya.
Kisah di balik Candi Borobudur yang mendunia pun bagus untuk diangkat. Begitu pula kisah-kisah lainnya yang bisa menarik traveler asing buat berkunjung ke Indonesia. Jadi tak melulu soal keindahan alam.
"Mereka ke indonesia itu kan ingin belajar, pengalaman, tapi kalau pengalaman sama dengan di Eropa buat apa. Mau cari apa yang berbeda. Nah pengemasan ini yang harus Kementerian Pariwisata dan industri pariwisata laksanakan," pungkasnya.
BACA JUGA: Memahami Travel Advice dan Travel Alert Usai Kejadian Bom (krn/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan