Dijelaskan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, bahwa ada kerugian di kawasan yang ia kelola. Kerugian di sini dalam hal fasilitas pendakian.
"Secara materi belum mengukur seberapa besar. Tapi dari segi fisik secara alam banyak mengalami perubahan. Beberapa bukit longsor, jalan-jalan dan lain-lain fasilitas pendaki tertutup dan beberapa tangga jembatan dilaporkan mengalami keruskan," ucap Sudiyono dalam sambungan telepon dengan detikTravel, Rabu (1/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, pihak TNGR masih menunggu perkembangan untuk perbaikan jalur dan fasilitas yang ada di Gunung Rinjani. Mereka akan bergerak jika keadaan memang dianggap sudah benar-benar aman.
"Pertama mengkaji tingkat kestabilan dari BMKG dengan melihat gempa-gempa. Inventarisir kami di dalam kawasan berpikir ulang karena keselamatan lebih utama. Prinsipnya belum ada kapan pendataannya," ucap Sudiyono.
Namun demikian ada beberapa langkah lanjutan yang diambil TNGR selama masa tanggap darurat. Pertama, menunggu kondisi darurat selesai. Kedua, melakukan clean up Gunung Rinjani setelah dianggap aman pendakian, ketiga pendataan dalam kawasan, keempat perencanaan, dan kelima perbaikan sistem manajemen, yakni tiket masuk online.
"Kalau yang untuk tiket semula masih manual dan online ditarget 1 Agustus tapi diurungkan karena kejadian ini. Selanjutnya kita beri sosialisasi ke mitra tour ke Gunung Rinjani. Sistemnya sendiri sudah ada. Ada pula kesepakatan sampah dan keterlibatan mereka sejauh mana memanfaatkan alam, apa imbal balik mereka terhadap alam ini dan pemantauan ke pengunjung apa yang dibawa diperiksa apa dan apa yang boleh juga nggak," urai dia. (rdy/fay)












































Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!