Peristiwa kebakaran di Gili Lawa Rabu malam kemarin (1/8/2018) menimbulkan reaksi bagi banyak pihak. Tidak terkecuali para travel blogger seperti Asoka Remadja, Marischka Prudence dan Lostpacker (Sutiknyo) yang telah berkunjung dan melihat langsung keindahannya.
BACA JUGA: Travel Blogger Ramai-ramai Sesalkan Kebakaran di Gili Lawa
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pertama adalah Marischka Prudence atau akrab disapa Prue. Traveler sekaligus penyelam yang merupakan mantan pembawa berita ini mengaku telah mendengar selentingan akan penyebab kebakaran di Gili Lawa. Sambil menunggu informasi resmi, ia mengatakan bahwa sumber masalah atau pelaku pembuat api harus diberi hukuman setimpal.
Di luar info yang beredar, kita memang masih mesti menunggu dulu laporan resmi, tapi yang pasti siapa pun yang sudah jelas-jelas terlibat dan menyebabkan kebakaran, langsung ataupun tidak langsung, mesti bertanggung jawab dan dapat hukuman setimpal. Aparat mesti tegas, karena ini bukan kasus kecil. Kita mesti buktiin kalau destinasi, dalam hal ini alam berharga banget buat kita," ujar Prue via pesan singkat.
Prue pun membandingkan persoalan yang terjadi di Gili Lawa dengan di luar negeri. Menurutnya, perbuatan serupa di luar negeri dapat diganjar sanksi berat seperti hukuman penjara.
"Kalau di luar negeri, kelalaian yang berdampak besar kaya gini tetap bisa kena hukuman penjara dan denda yang besar banget. Semoga di sini bisa kayak gitu juga, supaya bisa jadi pelajaran buat kita semua," pungkas Prue.
![]() |
"Kalau menurut saya harus ada tindakan tegas buat pelakunya ini. Soalnya Taman Nasional Komodo juga sudah jadi salah satu perhatian dunia juga di Indonesia. Apalagi di Indonesia semua orang pasti nyorot ke sana apabila itu terjadi. Ya, dampaknya pasti buruk," ujar Sutiknyo via pesan singkat.
Sutiknyo pun menambahkan, kasus kebakaran di Gili Lawa menambah daftar masalah di Taman Nasional Komodo. Masih segar di ingatan kita akan kasus pemerkosaan turis di Labuan Bajo. Pemerintah dan para pelaku pariwisata di sana harus lebih tegas.
"Ini kasus tahun ini bukan ini saja loh, kemarin ada salah satu kejadian yang turis diperkosa setelah pulang dari air terjun Labuan Bajo itu juga mencoreng nama pariwisata yang ada di sana. Kalau ini dibiarkan buat saya pribadi ya kecewa. Jadi orang datang ke sana mau santai malah kejadian seperti itu," ujar Sutiknyo.
Lain lagi dengan Asoka Remadja yang baru saja berkunjung ke Gili Lawa pada 23 Juli 2018 lalu. Ia langsung menyoroti api yang jadi sumber masalah.
"Benar-benar melarang adanya pembawaan rokok atau apapun itu yang menyala ke dalam taman nasional. Kalau pun ada pelaku, harus dikasih hukuman yang cukup berat. Sehingga gak ada orang yang berani buat ngulang atau ngelakuin hal yang sama. Soalnya lebih baik mencegah daripada kecewa," imbau Asoka.
Ucapan para travel blogger di atas sedikit banyak mewakili kekecewaan akan peristiwa yang terjadi di Gili Lawa. Aturan pun dibutuhkan untuk membuat kegiatan wisata kian nyaman. Begitu juga untuk keberlangsungan ekosistem lingkungan di destinasi.
Sebagai traveler, kejadian ini pun sekaligus menjadi peringatan bagi kita untuk lebih peduli. Jadi lah traveler yang bertanggung jawab, di mana pun kita berada. (sym/aff)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan